Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Kencan Dengan Tuhan Rabu, 27 Juli 2022; Pengendalian Diri

Bacaan: Pengkhotbah 5:6-7

“Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu? Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.”

Renungan:

Ada seorang pengembara yang terlalu banyak bicara. Suatu hari ia menempuh perjalanan melewati sebuah hutan belantara. Ketika sampai di tengah hutan, tiba-tiba terdengar suara orang berbicara. Pengembara ini merasa takut tapi juga penasaran dan barkata dalam hatinya, “Suara siapakah itu di tengah-tengah hutan yang sepi begini?” Kemudian dengan hati-hati ia mencari asal suara tadi. Ternyata suara tadi berasal dari tengkorak manusia yang ada di bawah pohon besar. Ia kemudian memberanikan diri mendekati dan bertanya, “Hai tengkorak, bagaimana kamu bisa sampai di hutan belantara ini?”

Di luar dugaan tengkorak itu bisa menjawab pertanyaannya, “Hai pengembara, yang membawa aku ke sini adalah mulut yang banyak bicara.” Mengetahui tengkorak itu bisa mendengar dan berbicara, si pengembara pun menjadi sangat terhibur dan terus mengobrol dengan tengkorak itu. Dia merasa menemukan pengalaman yang benar-benar aneh dan sangat menakjubkan. Saat keluar dari hutan, dengan penuh semangat ia bercerita tentang tengkorak yang bisa bicara kepada setiap orang yang dijumpainya.

Tentu saja tidak seorang pun yang mau percaya. Malah ada yang mencemooh ceritanya, “Dasar bodoh, mana ada tengkorak yang bisa bicara!” Akhirnya cerita tentang tengkorak yang bisa berbicara itu terdengar sampai ke istana. Baginda Raja tertarik dan kemudian mengundang pengembara itu ke istana. Si pengembara kemudian menceritakan pengalamannya dengan bangga, “Baginda, hamba bertemu dengan tengkorak yang bisa bicara. Mungkin Baginda bisa menanyakan tentang masa depan kerajaan ini kepada tengkorak itu,” bujuk si pengembara.

Karena rasa ingin tahu, Raja pun mengajak para pengawalnya dan meminta si pengembara menunjukkan jalan ke hutan di mana tengkorak itu berada. Setibanya di sana, pengembara dengan penuh percaya diri langsung bertanya kepada si tengkorak, “Hai tengkorak, bagaimana kamu bisa sampai di hutan ini?” Kali ini tengkorak itu diam membisu. Ketika pengembara itu mengulang pertanyaannya beberapa kali dengan suara lebih keras, tengkorak itu tetap diam membisu. Saat itu yang terdengar hanya desau angin dan gaung suara si pengembara. Melihat hal itu para pengawal menatap Raja dengan pandangan geli.

Mereka telah diperdaya dan sang raja menjadi murka. Ia memandang marah ke si pengembara sambil berkata, “Kamu harus dihukum atas hal ini.” Raja pun memerintahkan hukuman mati untuk si pengembara. Lalu jenazah si pengembara ditinggalkan di sana. Kepalanya diletakkan di samping tengkorak tadi. Begitu raja dan para pengawalnya pergi, tiba-tiba tengkorak bersuara, “Hai pengembara, bagaimana kamu bisa sampai di hutan ini?” Kepala si pengembara itu menjawab, “Yang membawa aku ke sini adalah mulut yang banyak bicara.”

Seringkali pertengkaran, kesalahpahaman dan permusuhan besar muncul gara-gara omongan yang tidak pada tempatnya. Mereka yang suka mengumbar omongan, sering jadi kurang waspada sehingga mudah menyinggung, merendahkan atau melecehkan orang lain. Sekilas masalah  seperti ini tampaknya sepele, tetapi akibatnya bisa fatal.

Alangkah baiknya, apabila setiap saat kita bisa mengendalikan diri, tahu kapan dan mengapa harus berbicara. Bahkan terkadang bisa diam adalah sikap yang paling bijak seperti pepatah dalam bahasa Inggris, “Silent is golden. Diam adalah emas.” Karena itu sangatlah penting bagi kita untuk setiap hari datang bersekutu di hadirat Tuhan dan meminta Roh Kudus untuk memberikan kita hikmat dalam perkataan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, urapilah perkataanku, agar apa yang kukatakan adalah perkataan yang mendatangkan ketenangan, damai sejahtera dan kekuatan. Amin. (Dod).

Selamat pagi dan berkiprah dihari Rabu.Tuhan Yesus Yang Maharahim dn Sang Raja Damai membentengi kita sekeluarga dn umat manusia dimuka bumi yang berserah padaNya dengan para malaikat yang kudus dan menutup bungkus dengan DarahNya Yang Mahakudus serta melindungi kita sekel dan manusia diseluruh dunia yang berserah padaNya dari pandemi Covid 19 dan mendamaikan peperangan di Ukraina dn dunia serta memberi kesejahteraan dn kesehatan prima sepanjang tahun 2022.Amen.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini