Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Kencan Dengan Tuhan Senin, 25 Juli 2022: Kesetiaan

Bacaan: Rut 1:16-17

Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;

di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”

Renungan:

Selama perang revolusi seorang perwira muda dalam ketentaraan Inggris sebelum berlayar bersama resimennya bertunangan dengan seorang wanita. Tapi dalam salah satu pertempuran, perwira itu terluka parah dan kehilangan sebuah kaki. Oleh karena itu ia menulis surat kepada calon istrinya untuk memberitahu keadaannya. Surat balasannya pun tiba.

Dengan harap-harap cemas ia membukanya. Sebenarnya perwira tersebut sangat takut mendengar respon dari tunangannya itu. Ia berpikir pasti kekasihnya tidak akan mau lagi melanjutkan hubungan mereka. Namun dalam surat itu si wanita menyangkali semua pemikiran tentang menolak meneruskan pertunangannya itu karena apa yang telah terjadi pada calon pengantinnya dalam pertempuran. Ia berkata bahwa ia bersedia menikah dengannya bila ada cukup tubuh untuk memuat jiwanya.

Kisah kesetiaan ini mirip dengan kisah antara Rut dengan mertuanya, Naomi. Rut bersedia mengikuti Naomi bukan pada saat ia punya segala-galanya atau berada di posisi puncak. Sebaliknya ia tetap setia mengikuti wanita tersebut saat dia tidak punya apa-apa lagi. Tidak punya anak dan tidak punya harta benda. Kalau direnungkan bisakah kita bersikap seperti itu? Kebanyakan kita bisa setia mendampingi pasangan, ingin terus bekerja di sebuah perusahaan bahkan mau berjalan dengan Allah, saat keadaan baik-baik saja.

Namun ketika orang yang kita kasihi kehilangan pekerjaan, perusahaan kita terlilit hutang bahkan Tuhan sendiri nampaknya diam, sikap kita cenderung berubah. Kesetiaan memang kadang-kadang terlihat seperti hal yang bodoh. “Sudah tahu tidak bisa diharapkan tapi masih berharap. Sudah tahu tidak diberkati, tapi tetap mengasihi,” pikir kebanyakan orang. Namun sebenarnya situasi ini adalah penguji apakah kita mengikuti seseorang dan Tuhan hanya karena sesuatu ataukah benar-benar tulus.

Ingatlah, siapa diri kita sebenarnya bukan terlihat pada saat hari-hari kita penuh bunga, namun tampak saat kita dipenuhi air mata. Bisakah kita setia? Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk setia dalam segala hal, seperti Engkau setia menerima aku apa adanya. Amin. (Dod).

Selamat pagi dan berkiprah dihari Senin.Tuhan Yesus Yang Maharahim dn Sang Raja Damai membentengi kita sekeluarga dn umat manusia dimuka bumi yang berserah padaNya dengan para malaikat yang kudus dan menutup bungkus dengan DarahNya Yang Mahakudus serta melindungi kita sekel dan manusia diseluruh dunia yang berserah padaNya dari pandemi Covid 19 dan mendamaikan peperangan di Ukraina dn dunia serta memberi kesejahteraan dn kesehatan prima sepanjang tahun 2022.Amen.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini