Senin, Desember 23, 2024
28.5 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Rabu 20 Juli 2022; Hari Biasa – Pekan Biasa XVI

Bacaan I: Yer. 1:1,4-10

Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin. Firman Tuhan datang kepadaku, bunyinya: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”

Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.”

Tetapi Tuhan berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.

Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”

Lalu Tuhan mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; Tuhan berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.

Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.”

Mazmur Tanggapan: Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17

Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.

  • Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
  • Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
  • Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
  • Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil: PS 957

Ref. Alleluya, alleluya.

Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Injil: Mat. 13:1-9

Pada suatu hari, Yesus keluar dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.

Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.

Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

Demikianlah Injil Tuhan.

BENIH SABDA DAN PANGGILAN ALLAH.

Mulai hari ini selama kurang lebih dua minggu, dalam Bacaan Pertama kita akan sering merenungkan tulisan dan nubuat-nubuat dari Nabi Yeremia. Hari ini kita awali dengan panggilan Yeremia yang terjadi kurang lebih tahun 626 SM. Yeremia dipanggil TUHAN sebagai Nabi dalam usia yang sangat muda, bahkan dinyatakan bahwa “Sebelum AKU membentuk engkau dalam rahim ibumu, AKU telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, AKU telah menguduskan engkau, AKU telah menetapkan engkau menjadi Nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yer.1: 5). Yeremia sebenarnya agak segan menerima panggilan itu, karena ia merasa masih sangat muda dan ia kurang fasih berbicara. Akan tetapi TUHAN bersabda: “Janganlah takut kepada mereka, sebab AKU menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah Firman TUHAN.” (ayat 8).

Yeremia muda dipanggil untuk meluruskan kehidupan yang sudah banyak menyimpang dari Rencana ALLAH. Ia harus membangun kembali segala hal yang telah dirusak oleh umat Yahudi yang tidak bertanggungjawab.

Kita semua diciptakan TUHAN juga dipanggil dan diberikan peran masing-masing. Seperti pengakuan Yeremia, peran itu adalah anugerah TUHAN yang tidak dapat kita tolak. Umur, pengalaman dan pengetahuan bukan alasan untuk mengklaim atau menolak suatu peran yang diberikan kepada kita. Memang ada peran yang menonjol dan ada yang diam-diam tersembunyi. Ada yang menjadi pelaksana di garis depan, ada yang jadi pendukung di belakang. Ibarat mendayung perahu, juru mudi dan para pendayung di sisi kanan dan kiri memainkan peranan masing-masing hingga semua berjalan dengan baik. Wujud peran kita sekecil apa pun, adalah panggilan TUHAN dan harus kita “perankan” dengan penuh rasa tanggung jawab, karena hal itu juga merupakan sumbangan yang berharga bagi kemajuan bersama.

Bagaimana kita menanggapi panggilan kita masing-masing, entah sebagai imam, biarawan atau biarawati, entah sebagai awam dengan profesi atau keahlian dan keterampilan tertentu? Apakah kita tetap setia menjalani panggilan kita itu?

Dalam Bacaan Injil hari ini, TUHAN YESUS mengajar dengan perumpamaan seorang penabur yang pergi keluar menaburkan benih. Benih dapat kita artikan sebagai Firman TUHAN, dapat juga sebagai panggilan sebagaimana dikaitkan dengan Bacaan Pertama. Benih itu dapat jatuh ke pelbagai tempat: ada yang jatuh di pinggir jalan, ada yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ada yang jatuh di semak berduri, ada juga yang jatuh di tanah yang subur. Bagaimana kondisi hati kita dan diri kita menerima benih panggilan dari TUHAN itu? Menerimanya dengan penuh syukur dan bertanggung jawab untuk menyuburkan pertumbuhan benih itu hingga hasilnya berlipat ganda? Ataukah hati kita sudah seperti tanah di pinggir jalan, atau tanah yang penuh bebatuan dan semak berduri? Ingatlah: entah di tanah subur, entah di tanah gersang, janganlah kita lupa bahwa Penabur kita adalah TUHAN! Syukurilah! Bertanggung jawablah!

TUHAN menghendaki agar Sabda dan Panggilan-NYA yang disebarkan dapat tumbuh dengan subur di hati kita masing-masing. Di tengah-tengah pelbagai kesibukan sehari-hari kita harus menyediakan waktu khusus untuk senantiasa mendengarkan dan merenungkan Sabda TUHAN, serta menimbang sejauh mana benih panggilan kita semai dengan  “pupuk alami” yang menyuburkan pertumbuhan panggilan kita. Kehendak TUHAN yang kita peroleh dari Sabda-NYA menjadi pegangan dan orientasi perjalanan hidup kita setiap hari. Bila kita merasa bahwa perjalanan hidup kita selalu dekat dan bersama TUHAN, maka kita tidak perlu merasa ragu, bimbang, takut atau panik.

“Jadilah bagiku Gunung Batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab ENGKAU-lah Bukit Batuku dan Pertahananku.” (Mzm.71: 3).

Doa

Ya YESUS, terima kasih atas Rakhmat anugerah Sabda-MU dan juga benih panggilan-MU, kuatkanlah aku dengan ROH KUDUS-MU agar aku dengan setia dan patuh akan memelihara dan menyuburkan pertumbuhan benih Sabda-MU dan panggilan-MU. Amin.

Selamat menyambut hari baru. Selamat Beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.

Paulus Krissantono

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini