Jumat, Desember 27, 2024
32.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Senin 20 Juni 2022; Hari Biasa – Pekan Biasa XII

Bacaan I: 2Raj. 17:5-8,13-15a,18

KEMUDIAN majulah raja Asyur menjelajah seluruh negeri itu, ia menyerang Samaria dan mengepungnya tiga tahun lamanya. Dalam tahun kesembilan zaman Hosea maka raja Asyur merebut Samaria.

Ia mengangkut orang-orang Israel ke Asyur ke dalam pembuangan dan menyuruh mereka tinggal di Halah, di tepi sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai.

Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa kepada Tuhan, Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain, dan telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel.

Tuhan telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik: “Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi.”

Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada Tuhan, Allah mereka.

Mereka menolak ketetapan-Nya dan perjanjian-Nya, yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, juga peraturan-peraturan-Nya yang telah diperingatkan-Nya kepada mereka Sebab itu Tuhan sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 60:3, 4-5,12-13

Ref. Selamatkanlah kami dengan tangan kanan-Mu, ya Tuhan, dan jawablah kami.

  • Ya Allah, Engkau telah membuang kami, dan menembus pertahanan kami; Engkau telah murka; pulihkanlah kami!
  • Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya, sebab kami telah goyah. Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan.
  • Bukankah Engkau, ya Allah, yang telah membuang kami? Bukankah Engkau tidak maju bersama bala tentara kami? Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sialah penyelamatan dari manusia.

Bait Pengantar Injil: Ibr 4:12

Ref. Alleluya.

Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.

Bacaan Injil: Mat. 7:1-5

DALAM kotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang telah kalian pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi.

Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur akan ditetapkan pada kalian sendiri. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?

Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu, ‘Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu’, padahal di dalam matamu sendiri ada balok?

Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”

Demikianlah Injil Tuhan

KESOMBONGAN ROHANI

Sejarah bangsa Israel akan lain riwayatnya, bilamana mereka benar-benar taat kepada perintah-perintah ALLAH yang telah disampaikan-NYA lewat Nabi Musa. Namun apa yang terjadi? Orang-orang Israel mengkhianati ALLAH yang telah menuntun mereka dari Mesir. ALLAH ditinggalkan. Mereka lebih senang menyembah allah-allah lain. Mereka menolak perjanjian-NYA, menutup rapat-rapat telinga mereka, menegarkan tengkuknya dengan menyembah berhala.

Nabi-nabi telah diutus-NYA, tetapi tidak digubris sama sekali peringatannya. Karena itu ALLAH murka. Maka ALLAH membiarkan raja Asyur mengalahkan raja Israel dan menjarah-rayah benda-benda suci di Bait ALLAH, dan orang-orang Israel dibawa ke pembuangan. (Lihat 2Raj.17: 5-8). Mengapa semua ini berakhir pada pembuangan? Sebab bangsa Israel tidak taat kepada ALLAH. Mereka tidak sadar-diri, tidak mau mengakui bahwa mereka itu salah dan berdosa terhadap ALLAH. Kalau pun mereka bertobat, hanya sebentar saja. Sesudah itu, karena ketegaran hati dan kesombongan dirinya, mereka lupa diri dan mulai meninggalkan ALLAH lagi.

Karena itu, agar bangsa Yahudi tidak mengulangi kesalahan nenek moyangnya, TUHAN YESUS dalam kotbah di bukit menekankan dalam pengajaran-NYA agar mereka taat, patuh, rendah hati dan meninggalkan sikap arogansi dan kesombongan mereka.

Dalam kaitan itu TUHAN YESUS menegaskan: “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi, dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Mat.7: 1, 2).

YESUS melihat bahwa banyak orang yang dihinggapi oleh “penyakit kesombongan rohani,” yaitu orang yang suka menilai rendah dan gemar menyalahkan orang lain. Mereka menganggap dirinya paing super, paling benar, paling suci dan paling tahu!

Penyakit kesombongan rohani itu ternyata tidak hanya berjangkit pada zaman YESUS saja! Sampai sekarang pun masih “mewabah” bahkan mungkin lebih parah karena sudah banyak motif dan modelnya, apalagi dengan meluasnya pengaruh media sosial yang ditunjang oleh kemajuan pesat di bidang teknologi informasi yang tampak dalam pesatnya kemajuan berbagai gadget saat ini. Coba kita simak dengan teliti: Betapa banyak saat ini berita ujaran kebencian, penyebar-luasan kabar bohong dan berbagai fitnah yang dilemparkan oleh perorangan atau kelompok-kelompok sosial dan berbagai kekuatan sosial politik dan ekonomi yang saling bersaing!

Apa yang dilakukan netizen di media sosial adalah gambaran dari sikap dan perilaku kita yang kejangkitan “penyakit kesombongan rohani” itu. Kita begitu cepat menghakimi seseorang atau kelompok lain hanya karena sedikit kegagalan atau bahkan hanya karena berbeda pandangannya dengan kita! Jadi, kalau berbeda dengan kelompok kita itu “pasti salah”! Dalam nada menyindir TUHAN YESUS dalam Bacaan Injil hari ini, menyatakan: “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (ayat 3).

“Balok” adalah simbol arogansi dan egoisme. Maka suka menghakimi orang lain menandakan suatu sikap yang arogan/angkuh/sombong dan egois serta lupa-diri: ia selalu suka menuding dan menyalahkan orang lain, sementara ia lupa bahwa dalam dirinya juga melekat sejumlah kekurangan atau kesalahan (mungkin jauh lebih banyak, tetapi karena menguasai media sosial maka yang “benar” bisa “salah” atau sebaliknya). Karena itu, sebagai pengikut KRISTUS yang setia, marilah kita bersikap murni, jujur, adil, rendah hati dan mau mengakui prestasi orang atau kelompok lain. Kalau pun ada kesalahan atau kekeliruan, maka kita kritisi hal-hal yang salah itu secara obyektif. Sebelum kita mengkritisi atau menilai orang lain, marilah kita teliti diri kita sendiri, kita harus berani mengadakan koreksi terhadap diri sendiri dengan mawas diri disertai sikap rendah hati. Maukah kita bersikap seperti seorang dewasa pada layaknya?

Doa

Ya YESUS, ajarilah aku untuk bersikap dewasa, rendah hati, murni, adil dan jujur. Bebaskanlah aku dari berbagai prasangka buruk dan pikiran negatif tentang sesamaku. Semoga aku semakin berperilaku jujur, adil dan obyektif dalam memandang sesamaku. Amin.

Paulus Krissantono

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini