VATIKAN, Pena Katolik – Dalam renungannya untuk Prapaskah tahun 2022 ini, Pengkhotbah Kepausan, Kardinal Raniero Cantalamessa OFMCap berfokus pada Ekaristi dalam sejarah keselamatan. Ia menyoroti pentingnya karya Roh Kudus dalam Liturgi Sabda dan liturgi Ekaristi.
Kardinal Cantalamessa mengungkapkan, selain banyak kejahatan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, setidaknya ada satu efek positif dari sudut pandang iman.
“Hal itu membuat kita, sadar akan kebutuhan kita akan Ekaristi dan kekosongan yang diciptakan oleh kekurangannya,” katanya.
Dalam Khotbah Prapaskah pertamanya untuk tahun 2022 ini, Kardinal Cantalamessa, mengundang orang-orang Kristiani untuk menemukan kembali keajaiban Ekaristi. Baginya, karena setiap kemajuan kecil dalam pemahaman Ekaristi dapat diterjemahkan ke dalam kemajuan dalam kehidupan rohani orang tersebut hingga komunitas gerejawi.
Kardinal Cantalamessa mengatakan, berbicara tentang Ekaristi di masa pandemi covid19, dan sekarang di tengah kengerian perang, tidak berarti mengalihkan pandangan umat Allah dari realitas dramatis yang manusia alami.
Justru dalam peristiwa ini, Kardinal mau mengingatkan untuk mampu melihat bahwa peristiwa itu lebih membantu manusia dalam melihat dari “yang lebih tinggi dan lebih baik”.
“Ekaristi menawarkan kita kunci yang benar untuk interpretasi sejarah,” kata Kardinal Cantalamessa.
Kardinal juga menjelaskan bahwa ekaristi bersamaan dengan sejarah keselamatan dan hadir dalam Perjanjian Lama sebagai figur, dalam Perjanjian Baru sebagai sebuah peristiwa, dan di jaman sekarang yaitu jaman Gereja adalah sebagai Sakramen. Kardinal Cantalamessa sedikit menguraikan dari Perjanjian Lama yang didalamnya ada contoh Ekaristi sebagai “figur” termasuk manna (include the manna), pengorbanan Melkisedek dan pengorbanan Ishak.
Selanjutnya dengan kedatangan Kristus dan misteri kematian serta kebangkitan-Nya, Ekaristi menjadi “peristiwa”, yang terjadi dalam sejarah – peristiwa unik yang terjadi sekali dan tidak dapat diulang. Pada masa Gereja, Ekaristi hadir dalam tanda roti dan anggur, yang ditetapkan oleh Kristus.
Memperbarui dan merayakan
Selaras dengan penjelasan itu, Kardinal Cantalamessa juga menjelaskan dalam praktiknya ada perbedaan antara acara dan sakramen. Hal itu terletak pada perbedaan antara sejarah dan liturgi. Untuk menelusuri hubungan antara kurban salib dan Misa, Santo Agustinus membedakan antara dua kata kerja: “memperbarui” dan “merayakan.”
“Dalam terang ini, Misa memperbaharui peristiwa salib dengan merayakannya (bukan mengulanginya) dan merayakannya dengan memperbaruinya (bukan hanya mengingatnya),” terang Kardinal Cantalamessa.
Selanjutnya dalam sejarah hanya ada satu Ekaristi yaitu Ekaristi yang dilaksanakan oleh Yesus dengan hidup dan mati-Nya. Di sisi lain, menurut sejarah, berkat sakramen, ada “sebanyak Ekaristi yang telah dirayakan dan akan dirayakan sampai akhir dunia.
Kardinal Cantalamessa menggarisbawahi yakni melalui sakramen Ekaristi, manusia secara misterius menjadi sejaman dengan peristiwa itu karena “hadir bagi manusia dan umat pada peristiwa itu.
Samuel – Pena Katolik