Selasa, November 26, 2024
27.7 C
Jakarta

Bacaan Injil dan Renungan Harian Katolik Senin 28 Februari 2022

Bacaan I: 1Ptr. 1:3-9

Mzm: 111:1-2.5-6.9.10c

acaan Injil: Mrk. 10:17-27

“Juallah apa yang kaumiliki, lalu ikutlah Aku!”

PADA suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah.

Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” Berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.

Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”

Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Sahabat terkasih, percakapan antara Yesus dengan seorang kaya yang terdapat dalam bacaan Injil hari ini (Markus 10: 17-27), kembali ingin menunjukkan pada kita bahwa Allah itu sungguh Maha Tahu dan Ia mengenal diri kita hingga ke lubuk hati kita yang terdalam.

Seperti yang dialami oleh orang kaya diatas, mungkin dimata manusia ia adalah manusia yang sempurna, karena ia selalui mentaati perintah Allah dari masa mudanya. Ditambah dengan harta kekayaan yang dimilikinya, seakan memperkuat pandangan dunia bahwa kekayaan/ harta yang melimpah merupakan tanda bahwa orang tersebut adalah orang baik/ benar dan diberkati Tuhan.

Akan tetapi, Tuhan Yesus yang mengenal isi hati manusia, tahu apa yang masih kurang dari orang kaya itu, karenanya Ia meminya orang kaya itu untuk menyerahkan seluruh hartanya kepada orang-orang miskin.

Dengan kata lain, Tuhan Yesus mampu melihat bahwa orang kaya itu lebih mencintai hartanya daripada Allah, sehingga perintah Allah yang berbunyi: “Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.” belum sepenuhnya dilalukan olehnya.

Kini, jika boleh kita renungkan sejenak: “sudahkah kita mengasihi Allah diatas segalanya?” Semoga, semua ini dapat menginspirasi bahwa Allah selalu menghendaki agar manusia hidup dengan bahagia dan beroleh hidup yang kekal. Oleh karena itu, ijinkanlah Allah untuk menyelidiki hati kita dan menunjukkan apa yang menjadi penghalang bagi kita untuk mengikuti-Nya. Hal ini perlu supaya kita bisa menjadikan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya harta yang paling berharga dalam hidup ini, sebab “di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21). Tuhan Yesus mengasihi kita senantiasa.

Frater Agustinus Hermawan, OP

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini