Pena Katolik, Yayasan St. Martinus de Porres bekerjasama dengan PT. Trees Solutions (IT solution provider) menggelar pertemuan bertema “Donate Today for Better Future”, 7 Februari 2022, pukul 17.00 WIB. Pertemuan ini bertujuan mengenalkan program pendidikan beasiswa Dominikan Indonesia.
Yayasan MDP adalah organisasi non-profit yang bergerak di bidang pendidikan masyarakat, terutama iman dan dan perkembangan kemanusiaan, didirikan sejak 12 Juni 2006 oleh Ordo Dominikan yang berkarya di Indonesia, dan telah membantu banyak sekali siswa dan mahasiswa untuk menjalankan pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi / kuliah.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para pelajar dan mahasiswa penerima Beasiswa Dominikan Indonesia, pendamping, donatur, calon donatur, karyawaan PT Trees Solutions, karyawaan PT Duta Sarana Inovasi, dan keluarga besar Dominikan Indonesia. Pertemuan yang diselenggarakan via zoom meeting itu berlangsung kurang lebih selama dua setengah jam, dan dihadiri oleh 240 orang peserta.
Kesempatan ini menjadi saat di mana, Yayasan MDP memperkenalkan program beasiswa Dominikan Indonesia yang mencakup juga rencana dan strategi program beasiswa Dominikan Indonesia tahun 2022. Selanjutnya ada talkshow singkat bersama donatur dan alumni penerima beasiswa Dominikan Indonesia, pengumuman nominasi awards untuk prestasi akademik dan non akademik, pengumuman pemenang lomba video yang diikuti oleh para penerima beasiswa (yang sudah berlangsung dari tanggal 25 Januari 2022.
Ketua Yayasan MDP, Romo Andreas Kurniawan, OP mengucap syukur dan terima kasih atas kehadiran dan dukungan para peserta. Romo Andre menjelaskan mengapa nama bagi yayasan ini “Martinus de Porres”. Semasa hidupnya, St. Martinus adalah orang kudus yang menjadi perpanjangan tangan kasih Allah. St. Martinus membantu banyak orang, dan dia merupakan pengikut dari Santo Dominikus de Guzman, pendiri Ordo Dominikan.”
Berlandas semangat ini, Yayasan MDP bergerak untuk membantu banyak orang dalam pelayanan, khususnya di bidang Pendidikan. Yayasan ini berjalan mencakup pengembangan iman dan pendampingan demi mewujudkan pengembangan kemanusiaan. Yayasan MDP mempunyai visi untuk menjadi inspirasi banyak orang, dapat bertanggung jawab, bisa menjadi pelayan yang melayani dengan talenta yang ada.
Yayasan MDP ingin membangun pelayanan yang lebih hidup dan lebih baik lagi di masa depan. Yayasan MDP ingin mendukung banyak orang yang membutuhkan uluran tangan dan menjadi bagian dalam karya pelayanan gereja dan Ordo Dominikan.
“Bahagia bagi kami adalah, ketika kami menerima berkat dari Tuhan kami bisa berbagi. Kita menerima bukan untuk diri sendiri, kita bahagia ketika kita bisa berbagi,” ungkap Romo Andre.
Selaras dengan tiga motto Dominikan, yaitu: Laudare, ‘Memuliakan Tuhan dan berdoa setiap saat’; Benedicere, ‘Membagikan berkat dengan berkata bagus (kabar baik)’; Predicare, ‘Menyiapkan pemimpin yang bisa melayani masyarakat dan Gereja’. Beasiswa Dominikan Indonesia tidak hanya memberikan dukungan berupa biaya, tapi juga memberikan dukungan untuk pembangunan karakter.
Pembangunan karekter ini, oleh Yayasan MDP dilakukan dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan dengan mengundang narasumber-narasumber yang berkompeten di bidangnya. Tujuannya, agar anak asuh bisa belajar dari orang yang memiliki skill lebih, mengasah intelektual, mengontrol emosi, mengembangkan talenta, berbagi kasih dan bisa menjadi pemimpin yang melayani. Retno Dewi selaku pendamping mengatakan bahwa dengan memberi, maka akan membuka kesempatan untuk belajar bersama.
“Antara penerima beasiswa dan pemberi beasiswa akan belajar bagaimana untuk membuat sebuah perubahan, yang pada akhirnya membuat perbedaan.”
Tersebar di Nusantara
Hingga saat ini, penerima Beasiswa Dominikan Indonesia sudah tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk tahun 2021 sendiri, penerima beasiswa berjumlah 44 orang. Donatur muda bernama Willy mempunyai kisah menarik dalam membagikan berkatnya. Pelajar SMA ini memberikan pelajaran tambahan bagi anak-anak SD melalui aplikasi zoom.
“Saya merasa kurang menyumbang jika yang diberikan hanya uang, karena itu juga uang dari orang tua saya,” ungkapnya.
Willy mengakui, bahwa ia kekurangan waktu karena sedang sibuk untuk persiapan kuliah dan hal lainnya. Meski begitu, ia tetap bersemangat untuk memberikan bantuan bagi sesamanya. Willy memberikan pelajaran tambahan sebanyak dua kali dalam seminggu, dimana anak yang ia ajar telah terbagi menjadi dua group yaitu group kelas 4 dan kelas 5, dan group kedua dari kelas 5 dan kelas 6.
“Saya berfikir, jika saya ingin mendapat nilai kebaikan yang menurut saya lebih, maka saya harus menyumbangkan waktu saya untuk mengajar.”
Willy berharap, agar para penerima beasiswa dapat melanjutkan studi hingga ke jenjang yang diharapkan, dan bisa mewujudkan cita-cita mereka. Ia mengajak para calon donatur untuk merencanakan apa yang akan disumbangkan bagi anak asuh.
Menjadi Nyata
Awalnya, Stiffenius dan Magdalena tak menyangka dapat menyelesaikan Pendidikan mereka hingga jenjang sarjana. Berkat Beasiswa Dominikan Indonesia, keduanya kini telah menyelesaikan pendidikannya hingga meraih gelar sarjana.
“Dulu itu tidak ada keinginan untuk kuliah karena terkendala finansial, kemudian saya mendapat tawaran untuk mendaftar beasiswa, dan ternyata saya lulus,” ucap Stiffenius.
Magdalena juga menceritakan pengalamannya bahwa dia sebetulnya tidak ada niat untuk kuliah karena faktor finansial. Sebelum kuliah, ia sempat berkeingainan untuk langsung kerja. Beruntung, ada tawaran beasiswa dari Yayasan MDP.
“Lebih baik kerja, bantu orang tua cari uang, tapi ternyata banyak dorongan dari keluarga yang mengatakan bahwa saya harus kuliah, hingga akhirnya saya kuliah dan mendaftar beasiswa, saya bersykur karena saya menjadi salah satu anak yang menerima beasiswa itu,” ungkap Magdalena.