Jumat, November 22, 2024
31 C
Jakarta

RIP: Uskup Emeritus Manokwari Sorong, Mgr F. X. Hadisumarta, OCarm

JAKARTA, Pena Katolik – Mgr. Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm. meninggal dunia  pada pukul 03.31, hari ini,  Sabtu, 12 Februari 2022. Mgr. Hadisumarto semasa hidup pernah berkarya sebagai Uskup Malang namun kemudian dipindahtugaskan sebagai Uskup Manokwari Sorong hingga masa pension.

Kabar kepergian Mgr. Hadisumarto sungguh mengagetkan. Selama ini tidak ada kabar tentang kondisi terakhir.

Mgr. Hadiwikarto lahir di Ambarawa 13 Desember 1932. Pada awalnya ia bersama keluarga tinggal di Magelang, namun pada tahun 1949 terkait Agresi Militer Belanda II, ia bersama beberapa teman, termasuk Y.B. Mangunwijaya, mengungsi ke Malang.

Di Malang, ia lalu masuk SMA St. Albertus di sana. Pada waktu tersebut, mayoritas klerus berasal dari Ordo Karmelit, yang membuat dirinya turut serta masuk novisiat Ordo Karmel pada tahun 1952 dan kemudian mengucapkan kaul pertama 16 Juli 1953.

Ia ditahbiskan menjadi imam 12 Juli 1959 di Malang, Jawa Timur. Pastor Hadisumarta ahli dalam bidang tafsir Kitab Suci, dengan dasar pendidikan di Seminari Tinggi Malang, kemudian belajar tafsir Kitab Suci di Roma dan Yerusalem.

Pada tahun 1966, Pastor Hadisumarto sempat mengalami kecelakaan di kawasan perkebunan karet cukup jauh luar kota Pematang Siantar, Sumatra Utara yang menyebabkan ia tidak sadarkan diri selama dua bulan.

Setelah kecelakaan tersebut, ia dirawat di rumah sakit di Pematang Siantar dan di Medan sebelum dirawat selama tiga bulan di Nijmegen, Belanda, dan menjalani pemulihan selama enam bulan di Bonn, Jerman.

Setelahnya ia meneruskan tugasnya mengajar di Seminari Tinggi Pematang Siantar dan kemudian di Seminari Tinggi Malang. Selama menjadi imam, ia juga menjadi Provinsial Ordo Karmelit di Indonesia.

Uskup Dua Keuskupan

Ia ditunjuk menjadi Uskup Malang pada 1 Maret 1973, bertepatan dengan dikabulkannya permohonan pengunduran diri Mgr. Antoine Everardo Jean Avertanus Albers, O.Carm, ketika masa kepausan Paulus VI. Tahbisan uskup berlangsung pada tanggal 16 Juli 1973, di halaman tengah susteran Ursulin Cor Jesu, Jln. J.A. Suprapto 55, Malang.

Penahbis utama saat itu adalah Uskup Agung Semarang Justinus Kardinal Darmojuwono, sedangkan sebagai Uskup ko-konsekrator adalah Uskup Surabaia Mgr. Jan Antonius Klooster, C.M. dan Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, S.J. Pengaturan keuskupan yang tertib, teratur, dan mempunyai visi yang jelas “Gereja sebagai communio” menandai 15 tahun masa jabatannya sebagai Uskup Malang.

Sejak tahun 1979 hingga 1988 ia menjadi Ketua Konferensi Waligereja Indonesia. Setelah itu, ia ditunjuk menjadi Uskup Manokwari-Sorong pada 5 Mei 1988 oleh Paus Yohanes Paulus II. Penunjukkan ini bukan menyatakan ‘dipindah’, melainkan ‘menyediakan diri untuk dipindah.

Ia meninggalkan Malang pada 1 Juni 1988. Kepemimpinan Keuskupan Malang diteruskan oleh Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O.Carm sejak ditunjuk pada 7 Juni 1989. Selama kekosongan, sejak 30 Agustus 1988, Pastor Piet Go Twan An, O.Carm. ditunjuk sebagai Administrator Diosesan.

Ia menjabat sebagai Uskup Manokwari Sorong sampai 30 Juni 2003 dan masa jabatannya berakhir karena mengundurkan diri. Kepemimpinan Keuskupan Manokwari-Sorong diteruskan oleh Mgr. Datus Hilarion Lega. Dengan status ini maka ia adalah uskup di dua keuskupan. Ia pensiun sebagai Uskup Manokwari Sorong. Setelah pensiun, ia bertempat tinggal di Wisma Karmel, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Ia juga masih aktif dalam menulis homili di situs Iman Katolik dan Majakah Hidup. Pada beberapa kesempatan, ia turut bertugas dalam penerimaan Sakramen Penguatan terutama di Keuskupan Agung Jakarta, serta bertugas secara periodik di Keuskupan Manokwari-Sorong.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini