Senin, Desember 23, 2024
32 C
Jakarta

Bacaan Injil dan Renungan Hari Jumat 11 Februari 2022

Bacaan Pertama: 1 Raja-Raja 11:29-32.12:19

“Israel memberontak terhadap keluarga Daud.”

PADA waktu itu Yerobeam, seorang pegawai Raja Salomo, keluar dari Yerusalem. Di tengah jalan ia bertemu dengan Nabi Ahia, orang Silo, yang berselubung kain baru. Hanya mereka berdua yang ada di padang. Ahia memegang kain baru yang ada di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; Ia berkata kepada Yerobeam, “Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku.

Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih dari segala suku Israel.” Demikianlah orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 81:10-11ab.12-13.14-15

Ref. Akulah Tuhan Allahmu, dengarkanlah Aku.

  • Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
  • Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
  • Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.

Bait Pengantar Injil: Kis 16:14b

Ref. Alleluya

Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Bacaan Injil: Markus 7:31-37

“Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

PADA waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu.

Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”’ artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”anya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Perhiasan dan Penampilan Rohani

DI zaman modern ini, penampilan sudah menjadi tuntutan bagi semua orang. Beberapa menganggapnya sebagai pembangkit rasa percaya diri, yang lain menganggapnya sebagai penentu penerimaan diri. Sehingga tidak sedikit orang berlomba-lomba memperbaiki penampilan. Mulai dari mengubah fashion dan hairstyle menjadi kekinian, bahkan sampai mengubah bentuk anggota tubuh hingga sulit dikenali.

Pada dasarnya memperbaiki penampilan atau memperindah diri tidaklah salah. Dari segi estetika dan kesehatan tentu hal itu baik. Namun, jika sampai menggunakan cara-cara yang tidak wajar atau ekstrem demi memperoleh penampilan menarik, inilah yang salah. Tetapi terlepas dari benar salahnya, seharusnya penampilan luar bukanlah satu-satunya yang utama untuk di perhatikan, karena ada yang jauh lebih penting daripada itu.

Alkitab dengan jelas berkata bahwa segala perhiasan dan keindahan secara lahiriah suatu saat akan habis. Segala sesuatu mengenai keindahan yang tampak diluar hanyalah fana. Tetapi yang kekal, yang tidak akan binasa, justru adanya di dalam diri kita. Inilah kecantikan yang kita kenal dengan sebutan inner beauty. Kecantikan yang mampu membuat kita bersinar dan jauh lebih berkesan dibanding penampilan fisik kita. Kedengarannya mungkin klise tetapi Kitab Amsal mencatat juga bahwa kita perlu menjaga hati karena dari sanalah terpancar kehidupan (Amsal 4:23).

   Sering kali manusia memang tidak menyadari bahwa keberadaan hatinyalah yang membuat dirinya memancarkan daya tarik sendiri. Bagaimana seseorang berbicara, bersikap dan memperlakukan orang lain, semua lahir dari dalam hatinya. Bila hati seseorang terisi dengan kebencian, iri hati, bersungut-sungut dan semua hal buruk lainnya, maka hal yang sama akan dihasilkan melalui cara hidupnya. Lalu masih terlihat indahkah penampilan fisik yang dirawat dengan sangat baik itu? Memerhatikan penampilan luar tidaklah dosa, tetapi jangan lupa bahwa merawat hati adalah jauh lebih penting. Hati perlu juga dijaga dan dirawat, bahkan perawatannya harus lebih intensif dibandingkan dengan penampilan luar kita. Sebab kalau sumbernya saja tidak sehat, bagaimana kita bisa memancarkan kehidupan yang sehat juga.

Ingat, hidup sebagai murid murid Tuhan Yesus adalah untuk menghasilkan buah yang baik yang bisa dinikmati orang lain. Kalau kita bisa menjaga hati kita dengan baik, pasti yang dilihat orang adalah yang baik, meski kita tidak bisa memaksakan penilaian orang lain selalu baik kepada kita. Lagipula bukan yang berpenampilan menarik yang membuatnya memperoleh upah surgawi, melainkan orang yang terus menjaga keindahan hatinya. Jadi rawatlah sesuatu yang mengandung nilai rohani. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih karena telah mengingatkanku kembali akan pentingnya menjaga hati. Bersihkanlah hatiku, agar semakin hari semakin berkenan kepada-Mu. Amin.

+BDGY.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini