Sabtu, Juli 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Hari Rabu 5 Januari 2022

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 4:11-18

“Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita.”

SAUDARA-saudariku yang terkasih, Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

Dan kami telah bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yakni kalau kita mempunyai keberanian yang penuh iman pada hari penghakiman, karena, sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman, dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 72:1-2.10.12-13

Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

  • Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
  • Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, segala bangsa menjadi hambanya!
  • Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Ref. Alleluya, alleluya

Terpujilah Engkau, Kristus, yang diwartakan kepada para bangsa! Terpujilah Engkau, Kristus, yang diimani oleh seluruh dunia.

Bacaan Injil: Markus 6:45-52

“Para murid melihat Yesus berjalan di atas air.”

SESUDAH memberi makan lima ribu orang, Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu, dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida. Sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah berpisah dari mereka, Yesus pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam, perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat.

Ketika melihat betapa payahnya para murid mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Yesus datang kepada mereka berjalan di atas air, dan Ia hendak melewati mereka. Ketika melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat-Nya dan sangat terkejut.

Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Yesus naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Tuhan atau “Hantu” yang Kulihat?

Rasul Yohanes dalam Bacaan Pertama, mengingatkan: “ALLAH adalah Kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam Kasih, ia tetap berada di dalam ALLAH dan ALLAH di dalam dia….. Di dalam Kasih tidak ada ketakutan: Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” (1Yoh. 4: 16b. 18).

Maka rasa takut adalah faktor penghambat bahkan penghalang bagi perkembangan kepribadian  seseorang. Orang yang selalu diliputi rasa takut, biasanya tidak  berani mengambil suatu putusan atau inisiatif untuk maju. Akibatnya ia akan bersikap pasif. Atau bisa juga sebaliknya, rasa takut bisa menjadi sumber kejahatan hingga timbul niat jahat. Raja Daud membunuh perajurit kepercayaannya sendiri, Uria, karena takut perselingkuhannya dengan Batsyeba, isteri Uria, terbongkar. Beberapa pelajar bahkan mahasiswa suka menyontek ketika ujian karena takut tidak lulus. Ketakutan membelenggu kreativitas dan mendorong orang untuk mengambil jalan pintas yang tidak terpuji. Ketakutan bisa menjauhkan kita dari ALLAH hingga malas berdoa; pikiran dan hatinya banyak diwarnai dengan hal-hal yang negatif dan kecemburuan hingga hidupnya tidak tenang.

Sebaliknya, kasih menjadi sumber kehidupan dan kreativitas. Perhatikan anak-anak kita: anak yang hidup dan tumbuh dalam suatu suasana kasih dan perhatian di dalam keluarganya, akan berkembang menjadi pribadi yang dewasa, mandiri dan kreatif. Tetapi anak yang senantiasa diliputi rasa takut, ia bisa menjadi penakut, tanpa rasa percaya diri, pasif atau kalau merasa terdesak ia akan nekad berbuat sesuatu yang tidak terhormat. Bagaimana kita memelihara suasana kasih dalam keluarga atau komunitas, lingkungan kerja dan masyarakat kita?

Perikop Injil hari ini, mengisahkan peristiwa setelah penggandaan roti dan ikan, TUHAN YESUS memerintahkan agar orang banyak itu pulang serta para murid lebih dulu meyeberang ke Betsaida dengan sebuah perahu. Sementara TUHAN YESUS sendiri pergi naik ke bukit untuk berdoa kepada BAPA-NYA. Inilah kebiasaan yang selalu dilakukan YESUS sebelum dan sesudah melakukan suatu karya-NYA. IA selalu mencari tempat yang jauh dari keramaian untuk berjumpa dan berdialog dengan BAPA-NYA dalam suatu keheningan. Doa dapat menjadi indikator mutu iman seseorang. Doa yang didaraskan secara khusyuk, rendah hati dan dilakukan secara kontinyu dan konsisten akan memperkuat iman seseorang. Bagaimana kehidupan doa kita sehari-hari?

Sementara itu perahu yang ditumpangi para murid berada di tengah danau, tiba-tiba  diterpa oleh angin sakal dengan gelombang tinggi hingga para murid tidak dapat mendayung. Maka datanglah TUHAN YESUS berjalan di atas air. Mereka pucat-pasi ketakutan karena mengira telah melihat “hantu laut”. Mereka berteriak-teriak histeris ketakutan, dan TUHAN YESUS mencoba menenangkan mereka:

” ‘Tenanglah! AKU ini, jangan takut!’ Lalu IA naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa penggandaan roti itu, mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.” (Mrk. 6: 50b-52).

Penginjil Matius menceritakan peristiwa yang sama dengan melengkapi sikap Petrus yang “sok tahu” mau membuktikan apakah itu benar-benar TUHAN atau “hantu”, hingga ia setengah “menantang” Gurunya: “TUHAN, apabila ENGKAU itu, suruhlah aku datang kepada-MU berjalan di atas air”. Namun, begitu ia turun dari perahu dan timbul keraguan serta ketakutan, tenggelamlah dia sambil berteriak: “TUHAN, tolonglah aku!”. YESUS pun segera menolongnya sambil berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Lihat Mat. 14: 28-31).

Bacaan-bacaan Suci hari ini mengajarkan kepada kita bahwa: Pertama, Kasih TUHAN itu kekal; IA tidak akan berubah sekali pun kita berusaha menjauh dari pada-NYA. TUHAN tidak akan tega membiarkan kita berada dalam “amukan bahaya yang mengancam kehidupan kita”. Juga pada masa pandemi ini, DIA  akan tetap melindungi kita!

Kedua, tanpa Kasih YESUS, hidup kita akan terombang-ambing tidak menentu dan dalam ketakutan terus-menerus.

Ketiga, bersama Kasih YESUS, hidup kita yang penuh tantangan, hambatan dan ancaman yang beraneka ragam, akan menjadi tenang. Kalau pun hambatan dan tantangan itu tetap mengancam, maka bersama YESUS, kita akan tabah, berani dan percaya diri menghadapinya.

Keempat, sekali percaya pada YESUS, tetaplah percaya! Jangan bimbang, ragu, setengah-setengah dan takut seperti sikap Petrus.

Kelima, untuk menambah dan meneguhkan iman kita kepada TUHAN YESUS, seringlah datang dan berdialog dengan DIA, melalui doa atau olah rohani lainnya (Adorasi, meditasi, retret, rekoleksi, menerima sakramen-sakramen terutama Sakramen Mahakudus). Dengan demikian kita tetap yakin bahwa TUHAN adalah TUHAN, bukan “hantu” yang sengaja dibisikkan setan ke telinga hati kita!

Doa

Ya TUHAN, ajarilah aku berdoa dengan benar, hingga merasakan Kehadiran-MU. Berilah aku keberanian dan ketabahan dalam mengarungi lautan kehidupanku. Sertailah aku selalu, dan jangan tinggalkan aku sendirian. Bunda Maria dan Santo Yusuf, dampingilah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini