Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Hari Rabu 29 Desember 2021, Hari Kelima Oktaf Natal, Warna Liturgi Putih.

CU060921-006HR

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 2:3-11

Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang.

SAUDARA-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata “Aku mengenal Allah”, tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah.

Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah bercahaya.

Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mazmur: 96:1-2a.2b-3.5b-6

Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar’na Ia sudah datang.

  • Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
  • Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
  • Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.

Bait Pengantar Injil: Lukas 2:32

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Kristuslah cahaya yang menerangi para bangsa. Dialah kemuliaan bagi umat Allah.

Bacaan Injil Lukas 2:22-35

Kristus cahaya para bangsa.

KETIKA genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.

Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan –dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri–, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus

HARAPAN TERAKHIR

SIMEON adalah seorang yang benar dan saleh serta ROH KUDUS senantiasa menyertainya. “Dan kepadanya telah dinyatakan oleh ROH KUDUS bahwa ia tidak akan mati, sebelum ia melihat Mesias, yaitu DIA yang diurapi TUHAN.” (Luk. 2: 26).

“Melihat Mesias” adalah harapan akhir bahkan terakhir dari hidupnya. Rupanya harapannya itu dipenuhi oleh TUHAN.

Bagi sebagian orang yang masih ingin mengejar gemerlap kehidupan duniawinya, kerinduan mencari TUHAN seperti Simeon itu, dianggap sesuatu yang sangat abstrak dan “irrasional” atau tak masuk akal sehat. Bagi mereka itu satu-satunya kebahagiaan adalah yang terkait dengan kekuasaan, jabatan dan  harta duniawi. Namun biasanya dengan pertumbuhan usia dan kedewasaannya, fokus kehidupan seseorang dapat bergeser dari yang “material” menuju kepada yang “immaterial”.

Tokoh Simeon dan Hana seperti dikisahkan dalam perikop Injil hari ini, semoga dapat menjadi teladan bagi kita, bagaimana menggunakan seluruh hidupnya semata- mata bertujuan untuk dapat berjumpa dan melihat Mesias. Untuk itu, tidak segan-segan ia mengorbankan waktunya untuk bertekun dalam doa dan puasa serta matiraga. Dan TUHAN mengabulkan harapannya itu, ketika Yusuf dan Maria membawa bayi YESUS untuk dipersembahkan ke Bait Suci. Inilah hari kebahagiaan yang dinantikan Simeon dan Hana!

Maka Simeon “menyambut” ANAK itu dan menatang-NYA sambil memuji ALLAH, katanya: “Sekarang, TUHAN, biarkanlah hamba-MU ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan Firman-MU, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-MU.” (ayat 28, 29, 30).

Namun, masih ada saja dari antara kita yang begitu mencintai dunia ini, sehingga tidak ingin melepaskannya, atau bahkan kalau bisa membawanya terus sampai ke liang kubur. Dan hal itu suatu realita! Ada orang-orang yang membawa harta benda yang disayanginya satu peti bersama dengan jenazahnya yang sudah kaku! Padahal TUHAN sendiri sudah menjanjikan suatu tempat dan kondisi yang jauh lebih indah dari pada dunia ini! Kepada mereka itu kiranya dapat tergerak dan termotivasi dengan sikap dan perilaku Simeon dan Hana.

Rasul Yohanes dalam Bacaan Pertama, mengingatkan kita yang termasuk orang “yang mengenal ALLAH” agar hidup sesuai dengan predikat orang “yang mengenal ALLAH.” Caranya sederhana tampaknya, tetapi sulit untuk dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten, yaitu “menuruti perintah-perintah-NYA,” “hidup dalam Terang Firman-NYA,” tegasnya harus dapat menjadi “duplikat KRISTUS yang hidup”! Karena KRISTUS menjadi Terang Dunia,  maka para pengikut-NYA juga harus dapat menjadi  terang atau cahaya bagi lingkungan sekitarnya, bagi masyarakat dan bangsanya. Hidupnya harus dapat menghasilkan buah, bukan menjadi benalu dalam masyarakat dan bangsa! Nah, sanggupkah kita mengemban amanat itu?

Doa

Ya TUHAN, bukalah mata hatiku untuk mengarahkan hidupku menuju Rumah BAPA. Jangan biarkan aku terlena dan lupa diri dalam kenikmatan duniawi. Bangkitkanlah kerinduanku terus hanya pada-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini