Lilin Adven dan Makna Keselamatan

0
1780
Paus Fransiskus Memegang Lilin Adven

JAKARTA, Pena Katolik – Bagi banyak orang Kristen, karangan bunga Adven adalah cara favorit untuk merayakan bulan Desember menjelang Hari Natal. Meskipun Karangan Bunga Adven sangat populer, banyak yang tidak menyadari makna dan simbolisnya yang kaya.

Lilin Adven dengan mudah menunjukkan kontras yang kuat antara kegelapan dan terang, yang merupakan gambaran alkitabiah yang penting. Yesus menyebut dirinya sebagai “Terang Dunia” yang menghalau kegelapan dosa: “Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi akan memiliki terang kehidupan” (Yohanes 8:12).

Makna Adven

Sejarah manusia membentang berabad-abad yang diselimuti kegelapan dosa sebelum Juru Selamat yang dinubuatkan akhirnya muncul untuk membebaskan. Saat “kedatangan” Mesias semakin dekat, lilin lain dinyalakan. Setiap lilin akan menghilangkan kegelapan. Jadi, karangan bunga Adven membantu secara rohani merenungkan drama besar sejarah keselamatan (Wahyu 21:5).

Hal ini juga mengingatkan kita bahwa, sebagai orang Kristen, kita dimaksudkan untuk menyinari terang Kristus di dunia ini. Seperti yang Yesus katakan kepada kita. “Kamu adalah terang dunia … biarkan terangmu bersinar di depan orang lain, sehingga mereka dapat melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapamu di surga” (Matius 5:14-16).

Arti Lilin Adven

Karangan Bunga: Lilin Adven disusun dalam sebentuk karangan bunga berbentuk lingkaran. Ini melambangkan tanpa awal atau akhir, melambangkan kasih Allah yang lengkap dan tak berkesudahan bagi manusia—kasih yang mengutus Putra-Nya ke dunia untuk menebus manusia dari kutukan dosa. Ini juga melambangkan kehidupan kekal yang menjadi milik manusia melalui iman kepada Yesus Kristus.

Empat Lilin: Karangan Bunga Adven secara tradisional memegang empat lilin yang dinyalakan, satu per satu, pada setiap Minggu selama masa Adven. Setiap lilin mewakili 1.000 tahun. Jika digabungkan, keempat lilin melambangkan 4.000 tahun manusia menunggu Juruselamat dunia—dari Adam dan Hawa hingga Yesus, yang kelahirannya telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.

Warna Violet adalah warna liturgi yang digunakan untuk menandakan waktu doa, penebusan dosa, dan pengorbanan dan digunakan selama Adven dan Prapaskah. Adven, juga disebut “Prapaskah kecil” adalah musim di mana kita secara rohani menunggu dalam “kegelapan”. Dengan harapan penuh, adven melambangkan harapan untuk penebusan yang dijanjikan.

Makna Empat Minggu

Selama dua minggu pertama Adven, Gereja menyalakan dua lilin ungu pertama. Minggu Adven III disebut Minggu Gaudete (Bersukacita). Pada hari ini, Gereja merayakan bahwa penantian akan kelahiran Yesus pada hari Natal hampir berakhir. Mawar adalah warna liturgi yang digunakan untuk menandakan sukacita. Saat ini, pada Minggu ketiga Adven, dinyalakan lilin merah muda.

Kemudian pada Minggu keempat Adven, lilin ungu terakhir dinyalakan untuk menandai minggu terakhir doa dan penebusan dosa. Secara tradisional, masing-masing dari empat lilin Adven memiliki makna yang lebih dalam yang digambarkan dalam Empat Minggu Adven.

Minggu Adven ke-1 melambangkan Harapan dengan “Lilin Nabi” yang mengingatkan kita bahwa Yesus akan datang.

Minggu Adven ke-2 melambangkan Iman dengan “Lilin Betlehem” yang mengingatkan kita akan perjalanan Maria dan Yusuf ke Betlehem.

Minggu Adven ke-3 melambangkan Sukacita dengan “Lilin Gembala” yang mengingatkan kita akan Sukacita yang dialami dunia pada kelahiran Yesus yang akan datang.

Minggu Adven ke-4 melambangkan Perdamaian dengan “Lilin Malaikat” yang mengingatkan kita akan pesan para malaikat: “Damai di Bumi, Niat Baik Terhadap Manusia.” (Antonius E. Sugiyanto)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here