JAYAPURA, Pena Katolik – Solidaritas Awam Katolik Peduli Kemanusiaan itu yang berhimpun dalam Komisi Kerawam Keuskupan Jayapura dan Organisasi Katolik di Papua mengeluarkan pernyataan sikap terkait situasi di Intan Jaya. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Jayapura, Selasa, 2 November 2021.
Pernyataan ini meminta agar berbagai pihak untuk segera turun tangan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Konflik tersebut menyebabkan dua bocah tertembak. Nopelius Sondegau (dua tahun) meninggal dunia dan Yoakim Majau (lima tahun) masih dalam perawatan di rumah sakit Timika.
Kelompk Katolik lain yang bergabung dalam solidaritas itu di antaranya Pemuda Katolik, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Komda Papua dan PMKRI Cabang Santo Efrem Jayapura, Ikatan Cendikiawan Awam Katolik Papua (ICAKAP). Selain itu ada beberapa inisiator yaitu; Jhon Gobay, Yairus Ambon, Pemuda Kalolik Komda Papua, Bidang Hukum dan HAM), dan Ketua PMKRI Cabang Santo Efrem Kota Jayapura.
Berikut bunyi pernyataan mereka:
Pertama, Konfrensi Wali Gereja (KWI) untuk menyuarakan permasalahan kekerasan terhadap warga sipil yang terjadi di Intan Jaya.
Kedua, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk segera menarik pasukan militer non-organik yang bertugas di Intan Jaya dan di seluruh wilayah Tanah Papua. Sebab dengan kehadiran mereka telah menimbulkan kekerasan dan pembunuhan terhadap rakyat sipil.
Ketiga, Pelaku penembakan terhadap kedua anak segera diproses secara hukum.
Keempat, Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) segera lakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam situasi konflik bersenjata di Papua.
Kelima, Para Uskup dan para Pastor yang ada di Tanah Papua untuk membantu mendorong menyuarakan persoalan kekerasan yang terus terjadi di atas Tanah Papua.
Keenam, Seluruh Keuskupan di atas Tanah Papua untuk mendoakan agar dkonflik bersenjatai Tanah Papua segerah berakir dan Papua menjadi tanah yang damai.
Ketujuh, Seluruh organisasi Katolik yang ada di Tanah Papua untuk bersatu. Bersama dengan para Uskup dan para Pastor menyuarakan dan menentang kekerasan di atas tanah Papua.
Kedelapan, Pihak TPN-PB (OPM) dan TNI dalam konflik di Intan Jaya untuk tidak mengorbankan rakyat sipil.
Kesembilan, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya segera mengambil tindakan.
Kesepulah, mendesak TNI/POLRI untuk membangun dialog melalui tokoh-tokoh agama di Papua. Solidaritas Awam Katolik Peduli Kemanusiaan di Tanah Papua meminta kepada pihak-pihak yang dituju untuk segera mengambil langkah. Jangan terus dibiarkan, rakyat sipil terus menjadi korban.