Minggu, Desember 22, 2024
31.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis 28 Oktober 2021.

Bacaan Injil Lukas 6:12-19

SEKALO peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul.

Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon.

Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.

Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.

Kerasulan Berlandaskan Sumpah Pemuda

SEMBILAN puluh tiga (93) tahun yang lalu sejumlah pemuda dan pemudi berasal dari berbagai tempat di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Ambon, Borneo (Kalimantan) dibakar oleh semangat menyatu sebagai satu bangsa yang mendambakan kemerdekaan, telah mengikrarkan diri bahwa mereka berbeda-beda asal tapi tetap satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Sumpah suci para pemuda dan pemudi inilah yang menggerakkan semangat perjuangan kemerdekaan pada tahun-tahun berikutnya untuk menjadi bangsa merdeka yang lebih bermartabat, lepas dari penjajahan bangsa lain. Hari ini kita peringati peristiwa salah satu tonggak sejarah kita itu. Kita bersyukur, berkat tekad dan semangat bersatu para pemuda itulah yang selalu memotivasi generasi-generasi berikutnya.

Dalam perikop Injil hari ini, TUHAN YESUS setelah mengadakan dialog dengan BAPA-NYA semalaman dalam doa, memanggil sejumlah orang muda yang menjadi pengikut-NYA selama ini. IA memilih dua belas (12) orang muda yang kelak dikenal sebagai Rasul untuk turut menyebarluaskan Injil atau warta gembira. Di antara dua belas orang muda itu terdapat Simon berasal dari Kanaan yang dijuluki “si Zelot” yang berarti “yang rajin” atau “yang meluap-luap semangatnya” dalam mempelajari dan mentaati hukum Taurat. Memang ia termasuk anak muda fanatik pengikut “gerombolan gerilyawan yang anti penjajahan” Romawi. Selain Simon, terdapat juga Yudas yang disebut Tadeus yang berarti “pemberani” dan “berhati teguh”. Ia masih ada hubungan darah dengan YESUS dan juga masih saudara dengan Yakobus (Muda), rasul juga. Sebagai seorang petani ia mencintai tanah-airnya dan enggan pergi  meninggalkan desanya. Namun sebagai pengikut setia YESUS KRISTUS dan karena sudah dibakar semangatnya oleh ROH KUDUS ia rela dan berani keluar dari kungkungan desanya untuk menyebarkan warta gembira. Penulis surat Yudas ini mendorong semangat dan peneguhan iman jemaat pada masa Gereja perdana.

Sedangkan Simon menyebarkan Injil sampai Mesir dan Persia, sampai mati sebagai martir di sana. Simon termasuk seorang Rasul pendiam tapi bersemangat tinggi, ia bisa dibilang sebagai “pahlawan tak dikenal”. Santo Simon pelindung tukang kayu dan penebang hutan, dengan lambang gergaji, karena ia dibunuh dengan alat itu. Sedangkan Yudas Tadeus pergi ke Mesopotamia, sebelum bergabung dengan Simon di Persia dan juga mati sebagai martir. Santo Yudas Tadeus dihormati Gereja sebagai orang kudus pelindung dan penolong orang-orang yang berbeban berat serta nyaris putus harapan. Nama kedua Rasul muda itu sangat jarang disebut dalam Injil, tetapi semua itu tidak berarti bahwa mereka “kurang berprestasi” . Justru sebaliknya, dengan sifat khas masing-masing, YESUS telah memanggil kedua belas orang muda itu menjadi Rasul dan berkat kobaran api semangat ROH KUDUS, mereka telah memberikan segalanya dan yang terbaik kepada TUHAN.

Sesudah pembaptisan, kita “bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota Keluarga ALLAH, yang dibangun di atas dasar para Rasul dan para Nabi, dengan KRISTUS YESUS sebagai Batu Penjuru.” (Ef. 2: 19-20). Itulah martabat luhur yang kita miliki sebagai pengikut KRISTUS: Apakah kita benar-benar menyadari martabat kita itu? Dan apa realisasi dari tanggung jawab atas martabat itu yang telah kita jalankan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan Gereja kita?

Sebagai anak bangsa Indonesia, yang lahir setelah Sumpah Pemuda yang berhasil menggerakkan seluruh perjuangan anak bangsa dari segala pelosok Tanah Air, sadarkah kita bahwa saat ini kita bukan hanya meneruskan slogan Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa saja, akan tetapi harus turut aktif merajut kembali Merah Putih yang telah dikoyak-koyak oleh semangat kesempitan agama, kedaerahan, kesukuan yang berlebihan dan juga berbagai fanatisme kelompok, golongan, partai. Buktikanlah secara nyata bahwa kita adalah 100% Katolik dan 100% Indonesia dalam tutur kata, tindakan maupun pergerakan kita!

Doa

Ya YESUS, aku bersyukur telah KAU percaya menjadi pengikut-MU dan telah boleh lahir sebagai anak bangsa Indonesia. Utuslah aku kemana pun ENGKAU mau, dan pakailah aku sebagai alat-MU apa pun peran dan posisiku di Gereja, masyarakat dan bangsaku. Santo Simon dan Santo Yudas Tadeus, doakanlah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat menjalankan misi kerasulan dan pelayanan di mana pun tempatnya. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini