Minggu, Desember 22, 2024
31.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Harian; Rabu, 6 Oktober 2021; Hari Biasa Pekan Biasa XXVII; PF S. Bruno, Imam

Bacaan I: Yun 4:1-11

ENGKAU sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?

Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihi kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku! Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.

Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya.

Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.

Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.”

Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang kepada pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya!

Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri!”

Mazmur Tanggapan: Mzm 86:3-6.9-10

Ref: Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

  • Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
  • Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
  • Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!

Bait Pengantar Injil: Rom 8:15

Kalian akan menerima Roh Roh pengangkatan menjadikan anak; dalam Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya Bapa.’

Bacaan Injil: Luk 11:1-4

Tuhan, ajarlah kami berdoa.

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.

“Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Layakkah Engkau Marah?

PERTANYAAN itu diajukan sebanyak dua kali oleh TUHAN sendiri kepada Nabi Yunus. Seperti kita telah merenungkan kisah Nabi Yunus dalam mengemban misi untuk mempertobatkan kota Niniwe, akhirnya telah berhasil. Seluruh rakyat Niniwe dari Raja sampai rakyatnya bahkan beserta hewan ternaknya telah bertobat total. Dan karena itulah maka ALLAH membatalkan untuk menghancurkan kota Niniwe.

Namun justru karena kemurahan Hati ALLAH itulah yang membuat Nabi Yunus kecewa, kesal dan marah. Bahkan saking marahnya ia merasa lebih baik mati saja dari pada hidup terus.

Aneh. Misinya berhasil tapi mengapa  justru Yunus malah marah kepada TUHAN? Yunus sebenarnya ingin agar TUHAN memperlihatkan kebesaran kuasa-NYA dengan sungguh memporak-porandakan kota Niniwe. Tetapi belas kasih-NYA telah membuat TUHAN mengampuni segala dosa dan kelemahan orang Niniwe. Pola pikir manusiawi yang tercermin dari sikap Yunus itu kadang juga menodai pikiran kita. Kita senang bila TUHAN berbelas kasih kepada kita. Tapi kadang kita kecewa bahkan “marah” kepada-NYA bila TUHAN berbelas kasih kepada orang yang kita anggap jauh lebih buruk kelakuannya dari pada kita sendiri. Kita mudah sekali menghakimi orang lain. Logika belas kasih TUHAN memang berbeda jauh dari kriteria manusia, karena IA memang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-NYA. Dan bagi ALLAH tidak ada perbedaan perlakuan. ALLAH akan berbelas kasih mengampuni orang berdosa yang bertobat, tanpa melihat latar belakang asal, daerah, bangsa dan status sosialnya.

Karena itu ketika para murid memohon YESUS untuk mengajari cara berdoa, YESUS menekankan tentang kerahiman dan kemurahan hati NYA. Belas kasih dan kerahiman ALLAH itu ditegaskan dalam doa yang sekarang dikenal sebagai BAPA Kami.

Buat kita saat ini doa BAPA Kami mungkin sudah kurang begitu kita hayati lagi maknanya. Sebab, kita mendoakannya karena kita sudah hafal sementara perhatian dan hati kita jauh dari pada NYA.

YESUS tidak menganjurkan para murid dan kita untuk menghafal doa BAPA Kami. YESUS berkata: Apabila kamu berdoa, katakanlah…. bukan hafalkanlah!

Agar kita tidak bersikap marah dan kecewa kepada TUHAN seperti Yunus, karena doa kita mungkin tidak dikabulkan, maka YESUS tidak hanya mengajarkan doa BAPA Kami, tetapi juga bagaimana cara berdoa: Pertama, berdoa dengan penuh keyakinan bahwa TUHAN itu adalah seorang BAPA yang sangat dekat dengan kita dan sangat mengerti kebutuhan kita, anak-anak-NYA. DIA pasti akan memberikan yang terbaik buat kita.

Kedua, berdoa tidak semata-mata hanya memohon berbagai litani keinginan, tetapi harus diawali dengan pujian akan kemuliaan dan keluhuran Nama-NYA disertai rasa syukur.

Ketiga, dengan mengimani bahwa TUHAN adalah BAPA kita yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Maharahim, maka permohonan yang kita panjatkan hanyalah berisi yang paling pokok yaitu makanan atau rejeki yang secukupnya, Rahmat pengampunan akan dosa-dosa kita serta pembebasan dari segala pencobaan. Sedangkan berbagai permohonan lain itu kita percayakan kepada-NYA bahwa BAPA akan melengkapi segala kebutuhan hidup kita bahkan akan memberikan lebih dari yang kita minta, asal kita benar-benar percaya dan yakin akan Kemurahan Hati-NYA serta menyerahkan secara total kepada-NYA.

Semoga Bacaan-bacaan Suci hari ini sungguh dapat menyadarkan kita akan Kemurahan Hati dan Kerahiman ALLAH serta belajar dari TUHAN YESUS untuk saling mengampuni dan mencintai satu dengan yang lain. Dengan demikian kita dapat menghindarkan diri dari segala bentuk kekecewaan, kemarahan, balas dendam ataupun kegemaran untuk menghakimi orang lain. Semoga!

Ya BAPA Yang Mahabaik, terangilah aku dengan ROH KUDUS-MU, agar aku dapat berdoa dengan penuh iman dan harapan serta kasih. Ajarilah aku untuk tetap rendah hati dan pasrah kepada-MU. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai dengan Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini