Tiga puluh empat pria Swiss bersumpah setia pada Garda (Pengawal) Swiss Kepausan Swiss 6 Mei malam dalam upacara di halaman San Damaso Vatikan, tanggal dan tempat yang sengaja dipilih. Di tempat itu, tanggal 6 Mei 1527, 147 Garda Swiss memberikan nyawa mereka untuk melindungi Paus Klemens VII saat ia melarikan diri ke Kastil Sant’Angelo dalam Penjarahan Kota Roma. Dalam upacara khusyuk dan megah itu, korps Garda itu mengenang hari tragis itu, serta dedikasi mereka untuk melayani dan melindungi Paus Fransiskus.
Dengan 34 rekrutan baru, jumlah Garda Swiss Kepausan sekitar 130 orang, sedikit di bawah jumlah maksimum yang diizinkan yaitu 135. Pria-pria ini telah bersumpah untuk melayani di Vatikan selama 26 bulan, meskipun beberapa dari mereka akhirnya bisa memutuskan untuk memperpanjang tur mereka selama satu atau dua tahun lagi. Upacara pelantikan itu diadakan dengan peserta terbatas, hanya anggota-anggota keluarga para anggota baru itu dan beberapa pejabat, antara lain Uskup Agung Edgar Peña Parra, wakil Sekretariat Negara, dan Presiden Konfederasi Swiss, Guy Parmelin.
Komandan Garda Swiss Kolonel Christoph Graf berbicara kepada para Garda baru, yang berasal dari semua wilayah utama Swiss. Dia berterima kasih atas keputusan mereka melayani Paus dan Gereja, dan mengakui bukanlah tugas kecil membujuk para pria muda Swiss untuk “menjaga api tradisi itu tetap hidup.” Api ini, lanjut Kolonel Graf, harus disatukan dengan “keyakinan bahwa kita berada di tempat yang tepat dan optimisme bahwa kita bisa mencapai tujuan bersama.” Dia menawarkan kepada para anggota baru itu teladan Santo Yosef, yang dia sebut “pria yang mendengarkan, keputusan, dan tindakan tulus, bisa diandalkan, dan integral.” Santo Yosef, katanya, “seorang pria yang, meski takut dan ragu, dengan berani dan percaya total kepada Tuhan, melakukan semua yang diminta darinya.”
Kapelan Garda Swiss, Pastor Thomas Widmer, lalu memberi renungan kepada para Garda itu tentang makna spiritual dari “pengambilan sumpah”. Perawakan mereka yang militer dan keras, katanya, sangat mengesankan dan indah kalau dikombinasikan dengan keberanian batin dalam membela Injil. Pastor Widmer menyesalkan bahwa pengabdian pada nilai-nilai Kristiani ini sering kurang di masyarakat saat ini. “Kalian, sebagai tentara Kristen, ingatlah bahwa keberanian dan kekuatan kalian makin besar tak terbatas karena Allah Yang Mahakuasa menyertai kalian,” katanya. Mengingat Seruan Apostolik Paus Fransiskus, Christus vivit, Pastor Widmer mendesak para Garda baru untuk menerima komitmen untuk melayani Paus dan Gereja. “Sumpah kalian, para Garda terkasih, pada dasarnya mengatakan: Saya mampu tetap setia dan teguh mewakili dan mewujudkan nilai-nilai universal hingga berbuah juga bagi kebaikan masyarakat.”(PEN@ Katolik/paul c pati/Devin Watkins/Vatican News)