“Tenaga imam projo atau diosesan Keuskupan Agung Pontianak masih terbilang kurang. Kita masih butuh imam diosesan. Keuskupan ini masih banyak membutuhkan imam diosesan, ada paroki yang hanya memiliki dua tenaga imam dan terpaksa melayani ratusan kampung dalam satu paroki. Bukankah hal ini adalah tugas yang berat?”
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus berbicara dalam Misa Perdana Pastor Victorius Reno Pr dan Pastor Fransiskus Peran Pr di Gereja Katolik Santo Yohanes Maria Vianney Serimbu Landak, Kalimantan Barat, 18 April. Misa itu juga dihadiri sembilan imam lain.
Mgr Agus menambahkan bahwa imam tarekat juga sangat diperlukan dalam misi Gereja di wilayah Keuskupan Agung Pontianak. Mgr Agustinus Agus juga bermimpi agar semua tarekat bisa bekerja dan melayani di wilayah Keuskupan Agung Pontianak, sama seperti yang terjadi di Keuskupan Agung Jakarta, “karena semakin banyak warna, semakin baik.”
Di hari itu Mgr Agus menyampaikan Surat Keputusan Keuskupan Agung Pontianak terkait pergantian Kepala Paroki Serimbu dari Pastor Saut Maruli Tua Pr ke Pastor Apololinus Pr, yang sebelumnya Pastor Rekan di Paroki Bengkayang, mulai Senin 19 April 2021.
Dalam homili, Pastor Peran mengatakan manusia kerap jatuh dalam berbagai godaan godaan “yang membuat kita berdosa dan membuat relasi kita dengan Allah rusak.” Meskipun kita telah dibaptis dan membaharui janji tersebut saat kita merayakan Paskah, “tapi kenyataannya kita tetap bisa jatuh dalam dosa,” kata imam itu seraya menegaskan bahwa itu merupakan realitas dalam kehidupan manusia selama masih berziarah di dunia.
Maka, imam itu mengajak umat Allah atau manusia yang percaya untuk “bangkit dari kedosaan dan bertobat.” Buah pertobatan, lanjutnya, “akan menuntun manusia untuk mampu memberikan pengampunan kepada siapa saja yang membutuhkan pengampunan.”
Selain itu Pastor Peran mengatakan, setiap insan harus memiliki semangat pelayanan dan kesediaan terlibat dalam setiap aktivitas Gereja, sebab “itulah salah satu rangka mewujudkan iman secara nyata dalam kehidupan rohani sehari-hari” dan mengajak umat berusaha mewartakan tentang pertobatan dan pengampunan dalam nama Yesus “melalui tingkah laku nyata dalam kehidupan bermasyarakat.”(PEN@ Katolik/Samuel)