“Saya ke sini menyampaikan keprihatinan dan simpati kepada Gereja Katedral dan para jemaat. Kita semua berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” kata Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kepada Uskup Agung Makassar Mgr John Liku Ada’ di depan Katedral Makassar 29 Maret untuk mengetahui langsung kondisi pasca ledakan bom di depan katedral itu, Minggu 28 Maret.
Menag meminta Mgr John Liku Ada’ menenangkan jemaatnya dan berharap jemaat tak khawatir dan tetap menjalankan ibadah seperti biasa. “Beribadahlah seperti biasa, jangan ketakutan, kita akan lawan, hadapi kelompok-kelompok yang melakukan teror itu,” tegas Gus Menteri, sapaan akrabnya seperti disampaikan dalam Siaran Pers Kementerian Agama yang diterima media ini.
Untuk memerangi teror dan radikalisme, tulis siaran pers itu, Menag Yaqut mengakui hal itu bukanlah ringan. Untuk itu, dia mengajak semua pihak bergandengan tangan dan bekerja sama melawan musuh bersama itu. “Kita butuh kerja sama semua pihak, media, aparat keamanan, agar tragedi kemanusiaan tidak terulang lagi,” kata menteri yang juga akrab dipanggil Gus Yaqut itu.
Menag juga berharap pemuka agama terus berdakwah dengan mengutamakan jalan damai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, karena dengan demikian agama ditempatkan pada fungsinya, yakni menebarkan kedamaian serta kasih sayang. “Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan teror. Saya berharap nilai-nilai ini terus disampaikan oleh para tokoh agama,” harap Gus Yaqut.
“Kami bersyukur peristiwa itu tidak terjadi saat banyak jemaat. Mereka yang ikut Misa kedua sudah banyak yang pulang, sedangkan yang akan ikut Misa ketiga belum banyak yang datang,” tutur Mgr John Liku Ada’ seperti dilaporkan oleh Berita Web Kemenag.
Tragedi bom itu, kata uskup, sebelumnya berusaha digagalkan oleh penjaga gereja. “Kalau tidak ada penjaga itu, tidak tahu apa yang terjadi. Puji Tuhan, penjaga itu tidak kehilangan nyawanya. Dia hanya mengalami luka bakar. Tapi bisa segera sembuh.”
Ledakan menyebabkan beberapa jemaat gereja dan orang yang kebetulan melintas dekat gereja terluka. “Kami mohon doanya Pak Menteri, semoga mereka dapat segera sembuh,” kata uskup. “Pasti. Kita terus sama-sama berdoa. Dan kami terus berkoordinasi dengan aparat untuk dapat terus melindungi umat,” sahut Menag yang di akhir pertemuan berpesan agar uskup agung itu menjaga kondisi kesehatan fisik untuk membina umat. “Bapak Uskup juga harus selalu sehat. Umat selalu membutuhkan Bapak. Saya selalu berdoa agar Bapak selalu dilindungi oleh Tuhan,” kata Menag.
Bersama Dirjen Bimas Katolik Kemenag Yohanes Bayu dan Kakanwil Kemenag Sulsel Khaeroni, Menag juga menjenguk korban tragedi bom bunuh diri itu di RS Bhayangkara Makassar, seperti dilaporkan oleh Berita Web Kemenag.
“Sore Pak! Bagaimana kondisinya Pak?” tanya menteri. “Puji Tuhan, baik-baik saja pak. Saya tidak takut dengan mereka,” kata CB (52), salah satu dari 20 korban luka akibat bom bunuh diri di depan gerbang Gereja Katedral Makassar. Ia diketahui sebagai petugas keamanan yang berhasil mencegah pengantin bom bunuh diri memasuki halaman gereja.
“Saya melihat motor itu melaju mau memasuki gerbang gereja. Tapi saya tahan pak dengan kedua tangan saya. Saat itu posisinya masih sekitar 1 meter di depan gerbang. Tiba-tiba meledak itu,” kisah CB. “Tangan, dada, dan muka saya ikut terbakar. Saya sadar dan saat itu saya langsung berdoa. Semua biar terjadi karena kehendak-Nya,” katanya.
“Bapak hebat, pemberani. Kita memang bersama-sama harus berani ya, Pak. Kita akan sama-sama melawan mereka (teroris). Apa yang mereka lakukan bukan ajaran agama. Jangan sampai mereka membuat kita takut,” kata Menag.
Menag juga berbincang dengan K (20 tahun), mahasiswi akademi keperawatan yang juga umat katedral. “Saya selesai ikut Misa, sedang di pinggir jalan menunggu mobil, tiba-tiba ada ledakan,” kata K. Di kamar lain, Menag menemui nenek dan cucu, M (64 tahun) dan J (5 tahun). M dan sang cucu berada di seberang gereja saat bom terjadi. “Kami ada di seberang jalan. Mau antar cucu main bola di lapangan karebosi,” kisah M yang mengalami luka akibat serpihan bom di paha dan betisnya.
J langsung tunjukkan luka di betisnya. “Sabar ya.. semoga cepat sembuh ya dek. Jagoan hebat. Tidak boleh takut lagi nanti ya,” ujar Menag sambil mengajak toss highfive.
Selain mendoakan dan memberi semangat, Menag menyampaikan donasi Kemenag Peduli kepada para korban. “Jangan dilihat jumlahnya ya. Tapi ini adalah tanda kasih dari kami, bahwa Bapak Ibu tidak sendiri. Kita akan bersama-sama melawan para teroris itu. Semoga semuanya lekas pulih seperti sedia kala,” kata Menag seperti ditulis dalam berita di web kementerian itu.” (PEN@ Katolik/paul c pati)