Keluarga Besar Pencak Silat Perisai Diri (PD) unit Ledalero merayakan Hari Orang Miskin Sedunia 17 November dengan kunjungan ke Panti Asuhan Alma Maumere, dan BEM IKIP Muhammadyah Maumere berbagi kasih dengan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Panti Santa Dymphna Wairklau Maumere untuk merayakan Hari Toleransi Internasional 16 November.
PD unit Ledalero yang terdiri dari para frater dan dipimpin Willy Kolo dan Pastor Hendrik Maku SVD membawa bantuan berupa 200 kg beras, 20 dos mie instan, 20 dos air mineral, 10 liter minyak goreng, 10 kg ikan kering dan 40 kaleng susu.
Mereka diterima oleh Suster Ulin ALMA yang memimpin panti yang dihuni oleh 40 anak berkebutuhan khusus serta lima suster pendamping dan perawat. Saat ini, menurut suster itu, “kami sungguh ditantang untuk bisa bersabar mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. Kami membutuhkan dukungan doa dari pastor dan para frater untuk bisa bertahan dalam karya pelayanan ini,” kata Suster Ulin.
Menurut Pastor Hendrik, “walaupun saya dan teman-teman belum pulang dari surga, tapi rasanya komunitas ini adalah surganya dunia, tempat ada sukacita dan kegembiraan, ada damai dan ketenangan.”
Kehadiran PD unit Ledalero, jelas Dosen Islamologi STFK Ledalero itu, bukan terutama untuk memberikan bantuan berupa material tetapi lebih dari itu mau belajar dari kebijaksanaan hidup. “Kami yakin, kebijakan hidup tidak hanya bisa dan dipelajari di kampus, tetapi dari pengalaman perjumpaan langsung dengan yang lain. Warga panti adalah guru kebijaksanaan untuk kami semua,” tegasnya.
Sehari sebelumnya, BEM IKIP Muhammadyah (IkipMu) Maumere berbagi kasih dengan ODGJ di Panti Santa Dymphna Wairklau. Wakil Rektor I Erwin Prasetyo dan staf dosen Gabriel Gleko, Gustav Nuwa, dan Kristianus Bata ikut dalam kunjungan itu.
Dalam sambutannya Erwin mengatakan, toleransi di Kabupaten Sikka sangat tinggi. “Hal ini ditunjukkan dengan hidup rukun berdampingan satu sama lain walau berbeda suku, agama, ras dan budaya.” Dan, dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional, lanjutnya, “kita semua dibuka mata oleh Allah SWT bahwa masih ada saudara-saudara yang memiliki kekurangan.”
IkipMu, lanjutnya, ingin berbagi kasih dengan teman-teman di panti itu. “Besar harapan kami para penghuni dapat sembuh dan kembali ke rumah sehingga dapat hidup bersama keluarga dan masyarakat,” pintanya.
Ketua BEM IkipMu Gamly Salasa mengatakan kehadiran mereka didorong oleh panggilan hati dan kemanusiaan yang merupakan bentuk peduli dan karya nyata mahasiswa, sedangkan seorang dosen, Kristianus Bata, mengatakan kepada PEN@ Katolik, kegiatan berbagi kasih ini “mengajarkan dan menanamkan nilai toleransi dan peduli dalam diri setiap mahasiswa IkipMu.”
Menurut Suster Hilde CIJ, yang menerima kunjungan itu, panti yang berdiri tahun 2004 kini dihuni 121 orang dengan tenaga perawat 24 orang. “Pelayanan kami fokus kepada orang kecil dan terpinggirkan yang mengalami cacat jiwa dan memperjuangkan hak-hak mereka. Dulu mereka sampah masyarakat tetapi sekarang mereka mutiara yang indah,” jelas Suster Hilde.(PEN@ Katolik/yuven fernandez)