Laporan McCarrick yang diterbitkan Vatikan baru-baru ini merinci tentang pengetahuan Gereja, proses pengambilan keputusan, dan penyelidikan mengenai mantan Kardinal Theodore McCarrick dari tahun 1930 hingga 2017. Laporan mengenai pendahulunya itu disambut baik oleh Uskup Agung Washington DC Mgr Wilton Gregory. Kardinal terpilih itu mengatakan, Gereja telah mengambil langkah maju dalam akuntabilitas gerejawi.
McCarrick menjabat Uskup Agung Washington dari 3 Januari 2001 hingga 16 Mei 2006. Penggantinya sejak 21 Mei 2019, Kardinal terpilih Gregory, mengatakan dalam pernyataan 16 November bahwa dia mulai membaca laporan setebal 461 halaman itu dengan “minat pribadi yang besar” agar memahami cara menggambarkan Keuskupan Agung Washington.
Tetapi, kata Mgr Gregory, laporan itu bukan tentang keuskupan tertentu. “Ini tentang kekerasan terhadap manusia yang tidak masuk akal dan rasa sakit yang dialami terlalu banyak orang di tangan seorang pria penipu yang hanya berpura-pura menginginkan yang terbaik bagi mereka guna mendapatkan apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.”
Kardinal terpilih Gregory mengatakan, Laporan McCarrick itu harus dibaca “dengan mata para penyintas dan orang-orang yang mereka cintai,” dan mengungkapkan rasa malu dan amarah untuk “sisi-sisi gelap Gereja” yang diungkapkan laporan itu.
“Laporan itu memperjelas secara terang benderang sebuah budaya yang terlalu sering berfungsi bukan untuk membangun Gereja Katolik yang kita hargai, yang merupakan karunia terbesar dari Yesus Kristus bagi kita, tetapi memperkecilnya, jauh melampaui kondisi amoral kegerejaan dari seorang klerus yang jatuh.”
Juga dikatakan, para pemimpin Gereja “terlalu sering gagal” memahami, mengakui, menanggapi, dan mencegah kerusakan yang dilakukan terhadap umat beriman yang tidak bersalah, baik anak-anak di bawah umur maupun orang dewasa.
Uskup Agung Washington itu mengatakan, dia merasa sedikit terhibur karena tidak ada pengungkapan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh McCarrick di Keuskupan Agungnya. Dan dia berjanji bahwa kepemimpinannya akan terus mendukung para korban pelecehan seksual dan memastikan lingkungan yang aman bagi semua.
“Saat saya membaca teks Vatikan itu, saya merasakan kesedihan mendalam bagi orang-orang yang seharusnya bisa mengandalkan para pelayan Gereja Kristus untuk melindungi dan menghormati mereka,” kata Kardinal terpilih Gregory. “Sebaliknya mereka mendapati diri mereka dilecehkan oleh seorang pria yang mungkin secara lahiriah menawan dan suka berteman, tetapi yang membiarkan dirinya dimotivasi oleh kepuasan sendiri yang penuh dosa bukan oleh panggilan Injil yang berlawanan secara diametris yakni untuk pergi dan menjadikan murid-murid bagi Yesus Kristus.”
Mgr mengatakan Gereja telah mengambil “langkah maju, meski banyak tertunda, dalam melihat secara jujur kasus khusus ini dan masa depan pertanggungjawaban gerejawi.” Memulihkan integritas Gereja, lanjutnya, perlu “waktu, transparansi, penyesalan dan komitmen, doa dan rekonsiliasi.”
Uskup Agung Washington itu mengakhiri pernyataannya dengan meminta Belas Kasihan Tuhan untuk dirinya sendiri dan untuk semua Uskup. “Saya mohon kepada Bapa Surgawi untuk menaburkan Kasih Karunia-Nya kepada semua orang yang imannya telah terlalu sering diuji dengan apa yang telah kita lakukan dan apa yang gagal kita lakukan.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatikan News)