Banyak di antara kita aktif dalam kegiatan Gereja. Ketika aktif, kita pun mulai menjadi orang ‘terpandang’. Tidak jarang juga ketika menjadi ‘terpandang’, kita mulai menjadi eksklusif, hanya mau bergaul dengan orang yang sama dan sepantaran dengan kita, baik status sosial mau pun status pendidikan. Tanpa terasa, kita mulai mengucilkan orang yang tidak ‘sama’ dengan kita, dan memilih siapa yang dapat menjadi teman dan kelompok kita. Semoga ini hanya segelintir cerita yang belum tentu terjadi.
Hari ini Kamis, 5 November 2020, Yesus menunjukan bahwa Ia tidak pernah pandang bulu dalam bergaul. Dia bergaul dengan orang-orang yang memiliki posisi dan terpandang maupun dengan orang-orang berdosa dan tidak dianggap dalam masyarakat. Yesus bahkan senang berkumpul dengan pendosa, karena Ia mau membawa mereka kembali kepada Bapa. Yesus lebih suka menemani orang yang dikucilkan, karena Ia mau mengingatkan mereka bahwa ada kasih dan penebusan bagi mereka. Kita pun sebenarnya diingatkan lewat kisah Yesus dalam Lukas 15:1-10. Gereja Katolik yang artinya universal, seluruh, membantu kita menyadari bahwa kita diajak merangkul semua orang untuk mendapatkan dan merasakan keselamatan, bukan hanya untuk golongan dan kelompok tertentu.
Sahabat terkasih, sebuah ajakan bagi kita sebagai orang beriman untuk membuka diri, berani merangkul, dan menyapa orang-orang yang ada di sekitar kita. Jangan kita menjadi kelompok-kelompok eksklusif dan melupakan serta menutup diri, tetapi menjadi pembawa keselamatan dan membantu orang lain untuk semakin dekat dengan Tuhan. Kita diundang juga untuk menjadi pembawa kabar sukacita kepada sesama. Memang terkadang sulit untuk memulainya, tetapi dengan bersama dan menghadirkan semangat Allah, sesuatu yang indah akan nampak pada akhirnya.(FRAY.EL.OP)