“Maria adalah teladan ibu dan perempuan. Sekolahnya adalah sekolah iman dan kehidupan, dan dia mengajar dengan baik alfabet kehidupan manusia dan kehidupan Kristen,” kata Paus Fransiskus kepada sekitar 200 mahasiswa dan profesor dari Fakultas Teologi Kepausan “Marianum” Roma yang dijalankan oleh Ordo Pelayan-Pelayan Maria (The Servites). Lembaga akademik tentang Mariologi yang bergengsi ini juga menerbitkan Marianum, jurnal terkenal tentang teologi Maria.
Ketika masuk ke inti misteri Maria, Paus mengatakan bahwa kita bisa menemukan keajaiban keibuan dan kewanitaannya. Elizabeth mengakuinya sebagai “ibu Tuhan,” kata Paus, dan Yesus ingin kita menjalani kehidupan dengan apa yang terbaik dari ibu-ibu.
“Bunda Maria menjadikan Allah saudara kita, dan sebagai ibu ia bisa menjadikan Gereja dan dunia lebih bersaudara,” kata Paus. Gereja perlu menemukan kembali hati keibuannya, yang berdetak untuk persatuan; tetapi Maria juga membutuhkan Bumi kita, untuk kembali menjadi rumah bagi semua anaknya.
Mengutip ensiklik terbarunya, Fratelli tutti, Paus berkata, Bunda Maria “ingin melahirkan dunia baru, di mana kita semua orang bersaudara, di mana ada ruang bagi semua orang yang dibuang oleh masyarakat kita” (no. 278).
“Kami membutuhkan keibuan, ibu-ibu yang menimbulkan dan menimbulkan kembali kehidupan dengan kelembutan, karena hanya karunia, perhatian, dan berbagi yang membuat keluarga manusia tetap bersama,” kata Paus.
Menurut Paus, dunia tanpa ibu, tidak memiliki masa depan. “Keuntungan dan keuntungan semata tidak memberikan masa depan, sebaliknya keuntungan terkadang menambah ketimpangan dan ketidakadilan. Para ibu malahan membuat setiap anak merasa betah dan memberi harapan,” kata Paus.
Sebagai seorang ibu, Maria mengajarkan seni bertemu dan berjalan bersama. Dalam hal ini, Paus memuji Marianum, karena di sana, tradisi-tradisi teologis dan spiritual yang berbeda bersatu seperti dalam sebuah keluarga besar, sehingga berkontribusi juga pada dialog ekumenis dan antaragama.
Berbicara tentang kewanitaan Maria, Paus berkata, “Sama seperti ibu menjadikan Gereja sebuah keluarga, demikian pula perempuan itu menjadikan kita umat.” Hal ini menjelaskan kesalehan populer alami Bunda Maria, kata Paus, dan mendorong Mariologi untuk mengikuti dan mempromosikannya, terkadang memurnikannya, tetapi selalu dengan memperhatikan “tanda-tanda zaman Maria” yang berjalan sepanjang zaman kita.
Dalam hal ini, Paus menarik perhatian pada peran perempuan, dengan mengatakan peran itu penting bagi Gereja dan dunia. Paus menyayangkan banyak perempuan yang tidak menerima martabat yang layak mereka terima.
“Perempuan, yang membawa Allah ke dunia, harus bisa membawa karunia-karunianya ke dalam sejarah,” kata Paus, yang menegaskan, “Kejeniusan dan gayanya dibutuhkan.” PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)