Beberapa dari kita pasti sudah ada yang menonton film Fatima, kisah penampakan Bunda Maria kepada tiga anak di Fatima, Portugal. Atau bahkan ada beberapa dari kita yang sudah pernah pergi dan mengalami secara langsung situasi di Fatima saat berziarah. Ya, saat Bunda Maria menampakkan diri di Fatima, ia memperkenalkan dirinya sebagai Ratu Rosario dan juga mengajak orang-orang untuk berdoa Rosario demi perdamaian dunia.
Hari ini Rabu, 7 Oktober 2020, Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario (Gal. 2:1-2,7-14, Luk. 11:1-4), kita memperingati Bunda Maria sebagai Ratu Rosario, hal ini ditetapkan oleh Paus Pius V, ketika perang di Lepanto dapat dimenangkan karena bantuan doa Rosario. Semenjak itu, Gereja memperingati Bunda Maria Ratu Rosario sebagai pendamping dan pelindung Gereja.
Kadang banyak orang merasa males dan tidak suka berdoa Rosario. Banyak orang mengatakan doa Rosario itu lama dan hanya mengulangi doa yang sama. Bahkan ada yang berpikiran bahwa doa Rosario hanya fokus pada Bunda Maria saja.
Sahabat, kalau kita ingat-ingat, ketika kita memiliki masalah dan merasa sedih atau ketika merasa senang dan ingin berbagi, maka orang pertama yang kita ajak bicara biasanya tidak lain dan tidak bukan adalah ibu kita. Dengan ibu, kita bisa menceritakan segala hal yang kita alami. Berdoa Rosario juga sama halnya bercerita dan menyampaikan segala hal yang kita alami kepada ibu kita, Ibu Maria. Rosario bisa dikatakan sebagai ringkasan Kisah Perjalanan Tuhan, dari peristiwa gembira, terang, sedih dan mulia. Inilah kisah Tuhan yang kita doakan bersama Ibu yang selalu mendampingi.
Sebagai Dominikan, kami diwarisi secara langsung doa Rosario ini oleh Santo Dominikus. Bagi kami, Rosario adalah pedang untuk mewartakan Kabar Sukacita. Dalam konteks yang sederhana, melalui doa Rosario, kita bersama-sama Ibu sang penebus mewartakan Kristus sendiri, bersama ibunya kita berjalan bersama, bersama ibunya kita mau mengenal anaknya lebih dekat lagi.
Sahabat terkasih, lewat perantaraan Bunda Maria dalam doa Rosario kita diajak semakin mencintai Kristus yang hidup, berkarya, wafat dan menebus kita. Selain itu, bersama Bunda Maria kita juga mau berbagi rasa apa yang kita alami bersama seorang ibu lewat doa Rosario itu sendiri.
Semoga kita semua semakin hari semakin sadar bahwa berdoa Rosario itu sama seperti menggandeng tangan Bunda Maria di setiap situasi hidup kita, saat ini maupun saat kita berjumpa dengan Bapa. (FRAY.EL.OP)