Paus Fransiskus melakukan kunjungan kejutan ke Basilika Santa Maria Maggiore, 5 Agustus 2020. Di gereja itu, Bapa Suci berlutut dan berdoa beberapa saat di Kapel Borghese, di hadapan gambar Bunda Maria, Salus Populi Romani (Penyelamat Orang Roma).
Gereja universal merayakan hari itu sebagai Pesta Pemberkatan Basilika Santa Perawan Maria di Roma. Dalam Ritus Romawi, pesta itu dirayakan secara liturgis sebagai peringatan opsional. Asal-usul Basilika itu diselimuti legenda.
Menurut tradisi, di malam 4-5 Agustus, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada Paus Liberius, dan kepada seorang ningrat Romawi bernama John, dan meminta mereka membangun sebuah gereja di tempat yang akan ditunjukkan kepada mereka.
Bagian pertama bulan Agustus di Roma terkenal panas dan lembab. Tetapi pagi hari, 5 Agustus 358, orang-orang Roma disambut dengan pemandangan yang hampir tidak dapat dipercaya: selimut salju menutupi bagian atas Bukit Esquilino, yang menunjukkan tempat di mana gereja itu harus dibangun.
Selama berabad-abad, Gereja di Roma merayakan Pemberkatan Basilika Santa Maria Maggiore, yang juga dikenal sebagai Basilika Liberia, dengan ritual-ritual khusus. Dalam lagu Gloria dalam Misa, sebagian langit-langit dibuka, dan kelopak-kelopak melati putih dihujani kepada umat untuk memperingati asal mula Basilika yang ajaib itu.
Tahun ini, sekali lagi, warga Roma dan para pengunjung Kota itu merayakan kejatuhan salju yang ajaib yang menandai asal mula Basilika kepausan Santa Maria Maggiore. Perayaan pemberkatan itu dimulai dengan doa Rosario diikuti Vesper, yang dirayakan pada hari-hari menjelang pesta itu sendiri.
Tahun ini, Misa Pontifikal dirayakan Rabu pagi, 5 Agustus, oleh Kardinal Stanislaw Ryłko, Imam Agung Basilika itu. Setelah Rosario sore hari, Uskup Agung Piero Marini memimpin Vesper. Di saat Magnificat dinyanyikan, kelopak-kelopak bunga sekali lagi jatuh dari langit-langit. Perayaan liturgi diakhiri dengan Misa yang dipersembahkan oleh Uskup Agung Francesco Canalini.
Basilika Santa Maria Maggiore salah satu dari empat “Basilika Paus” (yang lainnya adalah Basilika Agung Santo Yohanes Lateran, Basilika Santo Petrus, dan Basilika Santo Paulus di Luar Tembok). Dari keempatnya, Basilika Santa Maria Magiore adalah satu-satunya yang mempertahankan struktur paleo-Kristennya. Menara lonceng basilika itu adalah yang tertinggi di Roma, 75 meter. Menara itu berisi lima lonceng, salah satunya “La Sperduta” atau “yang hilang”, yang berdentang setiap pukul 9 malam untuk memanggil umat beriman untuk berdoa.
Basilika megah itu memiliki satu lorong utama dan dua lorong samping, yang dibangun sesuai kanon keagungan berirama Vitruvian. Basilika Santa Maria Maggiore dihiasi lukisan-lukisan dinding yang indah yang menunjukkan kehidupan Santa Perawan Maria, dan terkenal karena serangkaian mosaik yang mengingatkan peristiwa sejarah keselamatan: kehidupan Abraham, Yakub, Musa, dan Yosua, serta masa bayi Kristus.
Di basilika itu dapat juga ditemukan gambar Maria, Salus Populi Romani (Penyelamat Orang Roma), yang sangat dihormati. Paus Fransiskus juga secara khusus berdevosi kepada Bunda Maria dengan gelar itu, serta mengunjungi Basilika itu sehari setelah dipilih menjadi paus tahun 2013 untuk berdoa di kapel berisi gambar itu. Tahun-tahun berikutnya, Bapa Suci mengulangi kunjungan ini sebelum dan sesudah Perjalanan Kerasulannya, untuk mengucapkan doa dan ucapan syukur kepada Bunda Maria.
Menurut legenda, gambar Salus Populi Romani dilukis oleh Santo Lukas Penginjil. Biasanya gambar itu disimpan di Kapel Borghese di Basilika itu, meskipun kadang-kadang dipindahkan untuk acara-acara khusus. Baru-baru ini, gambar itu itu dibawa ke Basilika Santo Petrus untuk menemani Paus dalam Berkat Urbi et Orbi serta doa agar pandemi virus corona berakhir.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)