Paus Fransiskus menyampaikan doa, kedekatan dan solidaritasnya dengan “Curas villeros” atau para imam yang tinggal dan bekerja di “Villas miserias” (lingkungan-lingkungan miskin atau daerah kumuh) di ibukota Argentina, Buenos Aires. Dalam pesan video singkat, Bapa Suci secara khusus menyatakan kedekatannya dengan tiga imam yang terkena Covid-19 saat menjalankan pelayanan.
“Saya ingin mengatakan kepada kalian bahwa saya dekat dengan kalian, bahwa saya berdoa untuk kalian dan bahwa saya menemani kalian sekarang. Saya tahu kalian berjuang dengan doa-doa dan dengan bantuan para dokter,” kata Paus dalam pesan video yang diposting oleh “Curas villeros” 9 Juli 2020 di akun Twitter mereka.
Secara khusus Paus menyebut Pastor Basilicio Brítez, yang umum dikenal sebagai “Bachi”, dengan menyebutnya “pelopor Villa Palito”, tempat yang sekarang dikenal sebagai Barrio Almafuerte, salah satu lingkungan termiskin di kota itu. Paus mempercayakan dia kepada Tuhan di saat sulit ini. Paus mengajak semua umat beriman untuk “berterima kasih kepada Tuhan atas kesaksian para imam ini dan berdoa untuk kesehatan mereka.”
Kelompok-kelompok “Curas villeros” yang dimulai akhir 1960-an, menerima semangat dan daya dorong baru tahun 1990-an dari Uskup Agung Buenos Aires Mgr Jorge Mario Bergoglio, yang kemudian menjadi Paus Fransiskus. Saat ini, kelompok itu terdiri dari 22 imam yang bekerja di delapan lingkungan berbeda dengan ribuan penghuni di Buenos Aires.
Di antara wajah-wajah yang paling dikenal adalah wajah Pastor Josè Maria di Paola, atau “Pastor Pepe”. Dalam pertemuan dengan para pastor paroki Keuskupan Roma tanggal 2 Maret 2017, di Basilika Santo Yohanes Lateran, Paus mengangkatnya sebagai model.
Dalam perjumpaan itu, Paus mengenang kisah seorang anak muda pecandu dan penjual narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di pusat Hogar de Cristo miliki Pastor Pepe di Buenos Aires. Pria yang sedang berjuang melawan keinginan untuk meninggalkan pusat itu banyak dibantu oleh imam itu. Suatu hari pecandu itu mengatakan kepada Pastor Pepe bahwa dia tidak akan lagi memakai narkoba, bahwa dia sangat merindukan keluarganya, istri dan dua anaknya, dan dia ingin pulang kepada mereka.
Pastor Pepe bertanya kepadanya apakah dia merasakan hal itu sebelumnya dia memakai dan menjual narkoba. Pria itu hanya mengangguk dalam diam. Imam itu menepuk pundaknya dan berkata, “Pergilah, sudah cukup,” yang berarti, “menyadari apa yang telah terjadi dan apa yang sedang engkau katakan, dan syukurlah sekarang engkau merasa kehilangan mereka.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)