Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Pius Riana Prapdi mengajak Orang Muda Katolik (OMK) di seluruh Indonesia untuk menjadi pemeran utama dalam situasi saat ini hingga selesainya masa krisis pandemi, yaitu dengan menjalankan habitus baru yang mampu menghidupkan diri dan dunia sekitar.
Ajakan itu dikemas dalam konten kreatif di media digital ciptaan Komisi Kepemudaan (KWI) bersama Komisi Kepemudaan Keuskupan. Konten kreatif itu berupa potret para uskup mengenakan masker sambil membawa tulisan terkait ajakan di rumah saja, mencuci tangan, dan mengenakan masker jika beraktivitas di luar rumah yang diterjemahkan ke dalam bahasa daerah masing-masing.
Selain itu, ada juga video kreatif dari ketua, pengurus dan OMK di Komisi Kepemudaan Keuskupan terkait ajakan ketiga hal tersebut. Menurut siaran pers dari Komisi Kepemudaan KWI, konten positif dan kreatif ini diciptakan “selain dalam rangka melakukan pembiasaan baru juga mendukung kebijakan pemerintah Indonesia.”
Habitus atau budaya baru itu adalah hidup hemat, sehat, produktif, serta hidup untuk Tuhan dan sesama. Hidup hemat, jelasnya, adalah tetap setia di rumah dan tetap memperhatikan penggunaan listrik, air, pulsa, memilah keinginan dan kebutuhan dalam rangka menghormati bumi sebagai rumah bersama.
Hidup sehat jiwa dan raga, lanjutnya, adalah “makan secara seimbang, menjaga kebersihan diri salah satunya dengan selalu cuci tangan, berolahraga di rumah, menggunakan masker jika keluar rumah, dan menciptakan waktu berharga di dalam keluarga.”
Hidup produktif melalui ide kreatif untuk menghasilkan sesuatu bagi sesama, misalnya dengan “berkreasi di dunia teknologi seperti menciptakan aplikasi, membuat konten positif di media sosial, untuk ketahanan pangan turut membudidayakan budaya cocok tanam di rumah dengan memanfaatkan lahan yang dimiliki, sedangkan yang tinggal di kota dapat menerapkan urban farming.
Dan, hidup untuk Tuhan dan sesama yaitu “berani berkorban dan berbagi untuk sesama di sekitar, misalnya peduli dan menolong yang rentan, serta menghidupkan budaya solidaritas dan gotong royong.”
Hidup, menurut Mgr Pius Prapdi, adalah anugerah, panggilan, dan perutusan. Maka, “saya mengajak OMK Indonesia untuk menjadi nabi masa kini dengan melihat keprihatinan di sekitarnya, kemudian merenungkan solusi yang tepat, dan beraksi secara bijak.”
Hal ini, lanjut uskup itu, “sejalan pula dengan yang diserukan Paus Fransiskus agar kita bersiap menghadapi hal-hal baru setelah krisis pandemi ini, dengan saling bergandengan tangan untuk bersama berkomitmen menjaga bumi. Harapannya dunia dapat menjadi tempat yang lebih baik dari sebelumnya bagi kemanusiaan dan persaudaraan sejati.”
Selain Mgr Pius Riana Prapdi (Keuskupan Ketapang), tampil juga Mgr AM Sutrisnaatmaka (Keuskupan Palangkaraya), Mgr Yustinus Harjosusanto (Keuskupan Samarinda), Mgr John Liku Ada’ (Keuskupan Agung Makassar), Mgr Petrus Canisius Mandagi (Keuskupan Amboina), Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu (Keuskupan Manado), Mgr Siprianus Hormat (Keuskupan Ruteng), Mgr Aloysius Murwito (Keuskupan Agats-Asmat), Mgr Kornelius Sipayung (Keuskupan Agung Medan), Mgr Yohanes Harun Yuwono (Keuskupan Tanjungkarang), Mgr Christophorus Tri Harsono (Keuskupan Purwokerto), Pastor Hendrikus Kariwop (Keuskupan Agung Merauke), dan video kreatif dari OMK Keuskupan Bogor, Keuskupan Agung Palembang, serta konten kreatif yang digerakkan oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan lainnya.(PEN@ Katolik/paul c pati)