Dalam hidup, entah muda maupun lanjut usia, kita perlu selalu memotivasi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Jika di sekolah kita mengenal kenaikan kelas, maka dalam segala aspek kehidupan, kita pun harus berjuang untuk senantiasa ‘naik kelas’, supaya tidak jadi manusia tertinggal atau terbelakang.
Kehidupan rohani atau spiritual pun demikian. Semenjak mengenal Allah dan dibaptis hingga saat ini, kemajuan iman apa yang telah kita capai? Atau, sudahkah kita ‘naik kelas’ dari simpatisan atau katekumen menjadi seorang Kristiani yang dewasa dalam iman?
Sahabat terkasih, dalam bacaan Injil hari ini (Yohanes 13:16-20) ada dua tema besar yaitu relasi antara Allah dengan manusia, dan tentang perjamuan malam terakhir. Yesus mengatakan, “Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya” (ayat 16) dan “Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini, Orang yang makan roti-Ku (dalam perjamuan terakhir), telah mengangkat tumitnya terhadap Aku” (ayat 18).
Melalui dua tema itu, sebenarnya kita dapat melihat kontradiksi. Sebab, adalah langka bagi seorang hamba (pelayan) untuk ikut perjamuan makan satu meja dengan tuannya. Dengan kata lain, melalui sabda-Nya ini, selain kita diajak menjadi pribadi rendah hati, kita semua pun kembali diingatkan tentang perlunya rahmat Allah agar hidup iman kita bisa mengalami ‘naik kelas’.
Ketika manusia pertama jatuh dalam dosa, mereka pun akhirnya terpisah dari kasih karunia Allah dan menjadi hamba dosa. Tetapi, syukur kepada Allah, sebab Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Salah satu caranya ialah dengan menjadikan manusia sebagai murid-Nya (para rasul) sekalipun di saat itu mereka masih berdosa dan penuh kekurangan. Akibatnya, mereka pun dapat menikmati perjamuan makan bersama Tuhan yang kini kita kenangkan dalam Perjamuan Ekaristi Kudus.
Karena itu, kita pun dapat melihat adanya ‘kenaikan kelas’ yang dialami para rasul. Mereka telah setahap lebih dekat dengan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus pun memperingatkan Yudas tentang rencana perbuatan dosa yang akan ia lakukan. Tapi, sayangnya Yudas tidak mengindahkan peringatan Yesus itu, akibatnya ia pun gagal menghadapi ujian di dalam melawan keserakahan dan hawa nafsu.
Semoga, sabda Tuhan Yesus hari ini menginspirasi hati dan pikiran kita supaya hidup rohani kita pun bisa ‘naik kelas’ setahap demi setahap. Caranya, kita hanya perlu menjadi taat dan setia terhadap panggilan-Nya dan menjauhi segala perbuatan jahat.
Biarlah segala cobaan dan tantangan yang sedang kita alami bersama saat ini, dapat kita jadikan sebagai ujian, agar kita semua pun bisa ‘naik kelas’ dan memperoleh kebahagiaan kekal di dalam perjamuan kudus Allah di Surga.
Frater Agustinus Hermawan OP