Ketika pengakuan dosa di pinggir jalan mulai bermunculan dalam minggu-minggu pertama karantina, hal itu terdengar seperti cara baru bagi umat Katolik untuk mempraktikkan iman mereka dalam masa isolasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sekarang, di tengah Pekan Suci, pengakuan dosa di pinggir jalan menjadi kesempatan tak ternilai bagi umat beriman untuk menerima sakramen pengakuan dosa guna mempersiapkan jiwa kita bagi liburan Katolik yang paling suci, Paskah.
Untuk membantu pelayanan banyak imam dari Keuskupan Agung Washington, Rumah Studi Dominikan, sebuah seminari Ordo Pewarta yang melayani Provinsi Santo Joseph, juga memobilisasi para biarawan mereka untuk mendengarkan pengakuan dosa. Mereka menyambut semua umat Katolik untuk datang bersama mereka di tempat parkir Seminari Santo Yohanes Paulus II. Di sana mereka bisa mengakui dosa-dosa mereka dengan aman dari dalam mobil mereka sendiri.
Semua orang dipersilakan datang dan mengaku, tetapi mereka minta semua umat mengikuti aturan dasar yang mereka tetapkan guna memastikan keamanan semua pihak dan memungkinkan lalu lintas mengalir dengan lancar.
Ketika tiba di Seminari Santo Yohanes Paulus II, umat harus membentuk antrian mobil secara teratur. Jika sudah terlalu banyak mobil mengantre, penjaga pintu bisa meminta umat yang baru datang untuk berputar dan kembali lagi nanti.
Ketika bertemu dengan bapa pengakuan, pengemudi hanya harus menurunkan jendela secukupnya agar suaranya bisa terdengar. Bagian bawah jendela masih harus cukup tinggi agar bisa menutupi hidung dan mulut mereka, agar imam dan umat terlindung dari kemungkinan terpapar virus corona.
Diingatkan kepada umat yang datang mencari pengampunan agar tidak ada orang lain di dalam mobil selama pengakuannya. Guna melindungi materai suci ini, semua pihak lain yang ada dalam kendaraan diminta keluar dan menunggu di luar atau di tempat lain. Pedoman itu juga meminta agar orang-orang pulang dengan tertib setelah pengakuan dosa.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan laporan J-P Mauro/Aliteia)