Bagi orang muda, umumnya stamina kalian cukup baik sehingga seringkali, walaupun terpapar, tidak tampak gejala apapun. Pada titik ini, kalian hanya dianggap pembawa (Carrier). Tubuh kalian dapat membuat antibodi yang berfungsi untuk membangun imunitas terhadap virus ini. Namun, pada banyak kasus telah terjadi kematian pada orang-orang lanjut usia dan orang-orang yang memiliki sistem imun lemah, setelah berinteraksi dengan pembawa virus (Carrier).
Ketua Komisi Kepemudaan KWI Mgr Pius Riana Prapdi menulis hal itu dalam “Surat Cinta untuk Orang Muda Katolik” yang diterima PEN@ Katolik hari Minggu 29 Maret 2020.
Meskipun demikian, Mgr Prapdi meminta OMK untuk “waspada” dan “bergabunglah dengan orang-orang di seluruh dunia yang telah bertekad untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan “Diam di kos atau rumah, terutama tidak mudik atau pulang kampung halaman, serta menunda dulu pertemuan, rapat atau acara yang dihadiri banyak orang (lakukan dulu dengan online atau teleconference).”
Selain meminta OMK membatasi diri untuk berkumpul secara fisik dengan teman-teman, Mgr Prabdi meminta OMK “menjaga stamina dengan makan sehat, tetap olah raga, berpikir positif serta menjaga jarak sekitar 1.5 (satu setengah) meter dari orang lain.” Dengan melakukan hal di atas, tegas uskup itu, “kita telah turut membantu tenaga medis untuk fokus merawat mereka yang membutuhkan penanganan serius.”
“Sahabat Muda Katolik Indonesia yang terkasih,” lanjut Mgr Prapdi, “Ciptakan kreasi baru untuk mengatasi kebosanan dengan memanfaatkan fitur komunikasi yang tersedia.” Dan, percaya bahwa OMK mampu membantu sesama dengan cara yang aman, Mgr Prapdi meminta OMK menggunakan kreativitas mereka untuk menolong sesama.
Caranya, lanjut uskup, adalah cermati “kondisi dan perilaku tetangga atau teman kosmu,” temukan “apa yang dapat kamu bantu untuk melindungi: kamu, keluargamu dan lingkunganmu,” dan gunakan “fasilitas komunikasi yang kamu miliki untuk membantu mereka memenuhi kebutuhannya.”
Misalnya, lanjut uskup, OMK bisa membantu memberikan info akses bantuan makanan gratis bagi kelompok lanjut usia, disabilitas, dan kelompok miskin yang terganggu kehidupan ekonominya karena Covid-19. “Jangan biarkan satu orang pun tercecer dan merasa ditinggalkan dalam kesusahan dan kelaparan,” pesan uskup.
Uskup Ketapang itu juga mengingatkan OMK bahwa Paus Fransiskus mengajak mereka untuk menjadi aktor utama (protagonis) dalam membaharui dunia, maka dalam surat itu Mgr Prapdi menulis, “Marilah dalam masa krisis ini kita berhenti sejenak untuk merefleksikan kembali apa yang telah kita buat bagi diri kita, lingkungan, Gereja dan warga dunia?”
Mengutip “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya” (Yoh 13:1), Mgr Prapdi nenambahkan, “Kristus selalu mengasihi dan menyelamatkan kita. Kini, saat bagimu untuk berbuat bagi dunia, keterbatasan fisik bukan halangan. Dengan kreativitas, orang muda dapat menjadi pemimpin bagi situasi ini dan melewati masa kritis bersama-sama.”
Gereja di Indonesia dan dunia, lanjut uskup, telah mengambil langkah-langkah progresif seperti mengadakan misa online. “Semua itu adalah pengelolaan akal budi yang adalah hasil dari iman. Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa agar dunia dan negara kita dapat menangani dan melewati bencana ini. Jangan takut, Ia menyertai kita sampai akhir zaman (lih. Matius 28: 20).”(PEN@ Katolik/paul c pati)
Teks lengkap “Surat Cinta untuk Orang Muda Katolik”: