Para uskup Katolik Filipina mengatakan, Presiden Rodrigo Duterte harus berupaya menangani persoalan-persoalan nyata daripada membuang-buang waktu untuk tuduhan “tidak berdasar.” Meningkatnya kasus virus corona dan kontroversi melacak aktivitas perjudian lepas pantai di negara itu saja, menurut para uskup, seharusnya bisa membuat Duterte sibuk.
“Saya sarankan agar kita kembali ke persoalan nyata hari itu,” kata Uskup Kalookan Mgr Poo Virgilio David yang bertugas sebagai Wakil Ketua Konferensi Waligereja Filipina. Uskup itu secara khusus mendesak Duterte untuk menangani meningkatnya kasus Covid-19 “dan bagaimana menyatukan tindakan kita untuk mencegah penyebarannya lebih lanjut di negara kita.”
Duterte, 10 Maret 2020, mengklaim bahwa Paus Fransiskus “mencopot” Kardinal Luis Antonio Tagle dari jabatannya sebagai Uskup Agung Manila karena “ikut campur” dalam politik. Ketika berbicara di hadapan sidang Persatuan Kotamadya Filipina di Pasay City, dia mengatakan Tagle diselidiki karena diduga menggunakan dana Gereja untuk mendukung oposisi. “Tidak ada yang lebih konyol, atau bahkan mengelikkan,” kata Mgr David.
Kardinal Tagle meninggalkan Manila bulan lalu untuk memangku jabatan sebagai Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa.
Administrator Apostolik Manila Mgr Broderick Pabillo menolak mengomentari serangan Duterte terhadap Kardinal Tagle. “Tidak perlu menghargai tuduhan yang tidak berdasar,” kata Mgr Pabillo.
Sementara itu Uskup Tagbilaran Mgr Alberto Uy mengatakan, kardinal “menikmati kepercayaan Paus Fransiskus.” Uskup itu menegaskan bahwa Kardinal Tagle adalah model kerendahan hati, kebaikan, integritas, dan kekudusan.
“Saya adalah saksi pribadi tentang kecerdasan dan kebajikan Kristennya yang patut diteladani,” kata Mgr Uy.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan CBCPNews)
Artikel Terkait:
Paus angkat Kardinal Tagle dari Filipina sebagai Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa