Dalam Audiensi Umum hari Rabu, 11 Maret 2020, yang disiarkan langsung secara Streaming dari Perpustakaan Apostolik, Paus Fransiskus mengalihkan pikirannya kepada semua orang, di Italia dan di seluruh dunia, yang berjuang melawan epidemi virus corona.
Sampai hari Selasa, lebih dari 120.000 kasus virus corona diidentifikasi di seluruh dunia, dan lebih dari 4.300 orang telah meninggal akibat penyakit itu. Hampir 67.000 orang yang terkena dampak itu telah pulih, dan secara internasional, dokter dan ilmuwan berupaya menemukan vaksin. Beberapa negara paling terpukul, termasuk Italia, menyaksikan sistem perawatan kesehatan mereka benar-benar dicoba oleh wabah itu, dan mereka pun mengadopsi langkah-langkah ketat guna menghentikan penyebaran penyakit itu.
Dalam sambutan saat Audiensi Umum itu, Paus mengalihkan pikirannya kepada mereka yang berada di garis depan perjuangan melawan Covid 19.
“Saat ini, saya ingin berbicara langsung kepada semua yang sakit karena virus corona, yang sedang menderita penyakit ini, dan banyak orang yang mengalami ketidakpastian terkait penyakit mereka sendiri. Saya menyampaikan terima kasih yang tulus kepada para petugas rumah sakit, para dokter, para perawat, dan sukarelawan yang di saat sulit ini dekat dengan orang-orang yang menderita.”
Bapa Suci juga mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus kepada umat beriman yang berdoa memohon pertolongan bagi mereka yang menderita, seraya berterima kasih kepada “semua orang Kristen, dan pria dan wanita yang berkehendak baik, yang sedang berdoa bersama tanpa peduli tradisi agama mereka. Saya berterima kasih dari lubuk hati saya atas upaya kalian.”
Tetapi, meskipun perhatian dunia terarah pada epidemi virus corona, Paus juga mengingat kembali keadaan “orang-orang Suriah yang miskin dan menderita di perbatasan antara Yunani dan Turki, masyarakat yang telah menderita selama bertahun-tahun.” Mereka, kata Paus, dipaksa melarikan diri dari rumah mereka karena perang, kelaparan, dan penyakit. “Janganlah kita melupakan saudara-saudari kita, termasuk begitu banyak anak-anak, yang menderita di sana.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)