Seminari Menengah Stella Maris Bogor yang dimulai tahun 1950 melampaui beberapa periode berdasarkan lokasi seminari itu, dari periode Cicurug, hingga Sukasari, dan Kapten Muslihat yang juga terbagi atas bekas Balai Pemuda Katolik dan bekas Panti Asuhan Santo Vincentius.
Namun, tanggal 5 Oktober 2019, Seminari Menengah Stella Maris memiliki gedung sendiri. Gedung bernama Asrama Putra Stella Maris Keuskupan Bogor di Telaga Kahuripan Parung Bogor diresmikan dan diberkati oleh Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM bersama Uskup Purwokerto Mgr Tri Harsono Pr.
Pada Periode Cicurug (1950-1961), seminari itu bergabung dengan biara Fransiskan yang gedungnya saat ini merupakan bagian dari kompleks Gereja Hati Maria Tak Bernoda Cicurug, sedangkan pada tahun pertama Periode Sukasari (1961-1963), para seminaris harus tinggal bersama para calon bruder. Karena kesulitan bahan makanan dan tenaga guru, seminari itu berpindah lagi.
Periode Kapten Muslihat pertama memaksa para seminaris tinggal di tempat yang kala itu disebut BPK (Balai Pemuda Katolik), yang sekarang lokasinya tepat berada di Gedung Pastoran Katedral Bogor, kemudian menempati gedung yang dahulu adalah Panti Asuhan Santo Vincentius yang sekarang pindah ke Kramat Raya.
Mgr Tri Harsono hadir saat peresmian gedung baru itu karena ketika Uskup Purwokerto itu masih Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor dia mengatakan kepada Mgr Paskalis, “Bapa uskup tidak usah ragu-ragu. Mulai saja pembangunan seminari,” Mgr Paskalis menirukan perkataan Mgr Tri Harsono saat itu. “Demikianlah saya memulai tanpa ragu, seperti saat ini pun saya tidak ragu melepas Mgr Tri menjadi Uskup Purwokerto,” kata Mgr Paskalis dalam homili.
Uskup Bogor berharap agar seminari itu bisa menjadi tempat pembentukan pribadi calon imam berkualitas. “Saya berharap para seminaris semakin bersemangat dengan gedung baru ini. Saya pun mengajak para seminaris meneladani Bunda Maria seperti nama seminari ini, Stella Maris,” kata Mgr Paskalis yang menggunting pita tanda peresmian gedung seminari itu.
Peresmian dan pemberkatan Seminari Stella Maris juga dihadiri Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari Konferensi Waligereja Indonesia Pastor Joseph Kristanto Suratman Pr, para pastor di Keuskupan Bogor, kaum religius, undangan, donatur, dan umat.
Seminari, yang kini dipimpin Pastor Jimmy Rampengan Pr sebagai rektor dan bermoto “Crescat et Floreat” (tumbuh dan berkembang) itu memberikan pendidikan empat tahun untuk lulusan SMP dan dua tahun untuk lulusan SMA. Para seminaris terbagi dalam Kelas Persiapan Pertama (KPP) dan Kelas Persiapan Atas (KPA). Lulusan SMP akan menempuh pendidikan SMA di seminari selama tiga tahun (KPP) kemudian lanjut ke KPA selama satu tahun. Sedangkan lulusan SMA akan menempuh pendidikan KPA dua tahun. Karena belum memiliki SMA sendiri maka seminari itu masih bergabung dengan SMA Budi Mulia Bogor di Jalan Kapten Muslihat nomor 22.
Menurut data 6 Agustus 2018, Seminari Stella Maris memiliki 107 seminaris yang terbagi ke dalam enam kelas. Mereka dibimbing oleh tujuh formator. (PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan tulisan dan laporan dari keuskupanbogor.org dan BMV Katedral Bogor)