Di tengah situasi dan kondisi Indonesia yang sayangnya tidak terlalu menyenangkan dan berpengaruh terhadap relasi antarumat beragama, kunjungan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin ke Vatikan seperti sebuah oase untuk saling menimba semangat baru dan motivasi baru untuk tetap berjuang memajukan dialog demi perdamaian dan kerukunan.
Pastor Markus Solo SVD dari Desk Islam Asia pada Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama mengatakan hal itu kepada PEN@ Katolik, 4 Oktober 2019, menanggapi kunjungan Menag Lukman Hakim ke Vatikan sejak 1 Oktober 2019.
Lukman Hakim berada di Vatikan sebagai tamu kehormatan untuk menyaksikan konsistori 13 kardinal baru antara lain Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo 5 Oktober 2019. Sebelumnya, 2 Oktober 2019, menteri agama itu bertemu Paus Fransiskus saat audiensi umum di Lapangan Santo Petrus, berkunjung ke Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama dan beberapa tempat termasuk Kapel Sistina dan Museum Vatikan.
“Pertemuan ini seperti simbol harapan baru, bahwa akhirnya bukan kekerasan dan kebencian serta upaya-upaya pemecahbelahan kerukunan yang menang, tetapi semangat saling merangkul dan mendukung sebagai saudara dan sahabat, semangat rekonsiliasi, saling memaafkan dan kerjasama untuk hal-hal positif demi kebaikan bersama yang menjadi jaminan,” kata Pastor Markus.
Saling tukar pengalaman dan mencari jalan-jalan konstruktif, lanjut imam itu, adalah kepedulian bersama dalam pertemuan itu. “Ada kesepakatan untuk tetap mengedepankan dialog lintas agama dan kerjasama dalam semangat toleransi dan silaturahmi, seperti bangsa kita sudah selalu lakukan,” lanjut Pastor Markus.
“Pak Lukman mengapresiasi Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan dari Abu Dhabi yang disinyalirnya cocok diaplikasi dalam konteks Indonesia. Tentu hal ini sangat sejalan dengan cita-cita dan keinginan Paus Fransiskus yang menginginkan agar dokumen bersejarah itu dibaca, dipahami dan dihayati di seluruh dunia,” kata Pastor Markus.
Pertemuan Menag Lukman dengan Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama Uskup Miguel Ayuso dihadiri juga oleh Dubes Indonesia untuk Vatikan Agus Sriyono dan Pastor Markus Solo. Kunjungan Menag RI ke dewan kami “minimal dalam kurun 12 tahun terakhir selama saya bekerja di sini, belum pernah terjadi, maka dalam konteks tertentu, boleh dikatakan historis,” kata imam dari NTT itu.
Mudah-mudahan, harap imam itu, kunjungan Menag RI ke dewannya bukan yang terakhir. “Saat masalah kehidupan masyarakat dunia makin kompleks dan dampak negatif terhadap relasi antarumat beragama tidak bisa dielakkan, dibutuhkan jaringan kerjasama seluas-luasnya untuk memobilisasi kesadaran global guna mengantisipasi dan menghalau segala bahaya yang mengancam kehidupan bersama yang rukun dan damai,” kata Pastor Markus yang meyakini dunia sangat bergantung juga pada perdamaian antarumat beragama.
Menurut media online Kemenag RI, menag bersalaman dan berdialog singkat dengan Paus dan menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia amat bersyukur dan berterima kasih ada salah satu putra terbaik Indonesia diberi kepercayaan sebagai Kardinal.
Menag mengungkapkan, Piagam Persaudaraan Kemanusiaan yang ditandatangani Paus dan Grand Syaikh Al-Azhar di Abu Dhabi sungguh membahagiakan dan menentramkan, dan Indonesia terus menggaungkan Moderasi Beragama bagi setiap umat beragama guna membangun peradaban bersama.
Saat bertukar cenderamata, Menag RI memberikan Plakat Kementerian Agama yang ditandatanganinya kepada Paus dan Paus memberi memberi medali perak berlogo Negara Vatikan. Paus Fransiskus juga mengunggah dalam akun Instagram resminya foto saat bersalaman dengan Menteri Lukman. (PEN@ Katolik/paul c pati)