Minggu, Desember 22, 2024
29.9 C
Jakarta

Pastor Mayong OFMCap: Bangun persaudaraan di perantauan sangat penting untuk hadapi persoalan

Provinsial Ordo Saudara Dina Kapusin Pontianak Pastor Hermanus Mayong OFMCap  (PEN@ Katolik/km)
Provinsial Ordo Saudara Dina Kapusin Pontianak Pastor Hermanus Mayong OFMCap (PEN@ Katolik/km)

Provinsial Ordo Saudara Dina Kapusin Pontianak Pastor Hermanus Mayong OFMCap mengatakan, membangun persaudaraan di tanah perantauan itu sangat penting, karena melalui persaudaraan itu orang saling memberikan kekuatan saat menghadapi persoalan dalam keluarga maupun dalam pekerjaan.

“Kalau persaudaraan kuat maka kita akan mengalami berkat melimpah,” kata imam itu selesai memimpin Misa inkulturasi dari Komunitas Katolik Kalimantan Barat Tangerang (K3BT) di Paroki Santo Gregorius Kuta Bumi, 4 Agustus 2019, yang dihadiri sekitar 150 umat Katolik asal Kalbar dan sekitar 600 umat Katolik dari etnis lain.

Persaudaraan yang dibangun Komunitas Kalbar di Tangerang, kata Pastor Mayong, menjadi kekuatan lebih bagi kelompok Kalbar dan bagi masyarakat umum. “Seluruh umat perlu merawat persaudaraan itu dan tidak ada alasan terjadinya perselisihan dan pertengkaran, karena etnis atau suku yang disandang bukan merupakan pilihan, dan keberadaan setiap orang dari suku tertentu sesungguhnya adalah rahmat Tuhan,” lanjut imam itu.

Menyadari bahwa dalam tradisi Dayak, persaudaraan itu lebih terlihat dalam “Rumah Betang” atau rumah panjang yang dihuni beberapa keluarga yang senantiasa menjaga dan merawat persatuan sehingga terciptanya kedamaian, Pastor Mayong meminta K3BT untuk selalu meneladani semangat Rumah Betang.

Imam yang sudah menjalani hidup sebagai Kapusin selama 19 tahun itu mengapresiasi kegiatan K3BT yang bisa memelihara persaudaraan umat Katolik di tanah perantauan, tapi imam itu berharap mereka dan seluruh umat Paroki Kuta Bumi tetap memelihara pluralitas dan menjaga persaudaraan antartetangga “sehingga kerukunan dan kedamaian tercipta dengan baik.”

Kepala Paroki Kuta Bumi Pastor Yustinus Sulistiadi Pr berharap K3BT selalu mengingat budaya mereka. “Ada banyak budaya dan kearifan lokal yang hilang karena digerus oleh modernisasi, maka K3BT hendaknya mengantisipasi jangan sampai budaya Kalbar hilang,”’ kata imam kelahiran Solo itu.

Ketua Panitia Misa Inkulturasi K3BT Dominikus Gunadi menjelaskan bahwa K3BT digagas pada peringatan ulang tahun Paroki Kuta Bumi, September 2018. Jumlah kepala keluarga yang terdaftar sebanyak 45 dan kemungkinan semakin bertambah. “Tujuan keberadaan komunitas ini untuk meluaskan pelayanan di paroki setempat,” katanya di tengah gelar budaya dan tarian Dayak yang dipentaskan oleh anggota K3BT di Paroki Kuta Bumi. (PEN@ Katolik/Konradus R Mangu)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini