Dengan terdengarnya tabuhan tifa di Taman Mandala Merauke, malam hari 25 Juni 2019, oleh Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komkep KWI) Mgr Pius Riana Prapdi bersama Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Adi Seputra MSC, Uskup Timika Mgr John Philip Saklil, Bupati Boven Digoel Benediktus Tambonop, Bupati Mappi Kristosimus Yohanes Agawemu dan Wakil Bupati Merauke Sularso, maka Papua Youth Day (PYD) 2019 secara resmi dibuka.
Sebelum dibuka, terlihat defile bergerak dari Patung Hati Kudus Yesus di Bandara Mopah Merauke membawa Salib PYD. Setelah para uskup serta pejabat pemerintah menyambut defile dan memancangkan Salib PYD, seluruh peserta mengikuti Misa Pembukaan.
“Papua Youth Day pertama ini adalah Pentakosta Baru di Tanah Papua,” kata Mgr Pius saat membuka kegiatan itu. PYD ini, lanjut uskup, “menghidupkan kembali semangat World Youth Day (WYD), yang bagi OMK se-Papua jelas dan nyata menyatakan tekad untuk menyalakan api muda dan menjadikan dirinya sebagai tungku Api Kristus.”
PYD lima hari (25-29 Juni 2019) di Kompleks Persekolahan Misi Katolik PYD Merauke adalah temu OMK se-Regio Papua pertama dan Keuskupan Agung Merauke sebagai tuan rumah. Sekitar 650 peserta dari lima keuskupan (Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Timika, Keuskupan Jayapura, Keuskupan Agats dan Keuskupan Manokwari-Sorong) mengikuti kegiatan bertema “Nyalakanlah Api Mudamu dan Jadilah Tungku Api Kristus” itu.
Dalam sambutannya uskup Ketapang itu menjelaskan bahwa PYD pertama itu diinspirasi oleh Gerakan Santo Paus Yohanes Paulus II untuk menemukan cara berpastoral baru di zaman milenial. “Paus Yohanes Paulus II melaksanakan WYD pertama di Roma, Italia, 1984, dengan menyerahkan salib kepada orang muda, salib tanda kemenangan,” kata Mgr Pius.
Mgr Pius lalu meminta peserta mewartakan dan membuktikan dari Papua sampai ke ujung dunia bahwa orang muda Tanah Papua mampu menjadi sumber kedamaian. “Karena itu, teman-teman yang hebat dan yang membanggakan, dengan cinta yang mendalam para uskup menyampaikan pesan kepada semua orang muda supaya 100 persen Papua, 100 persen Indonesia dan 100 persen Katolik.”
Melalui perjumpaan itu, Mgr Pius berharap sesama teman muda dan orang beriman di Tanah Papua semakin yakin bahwa semua rintangan, hambatan, maupun penderitaan di dunia akan sirna ketika semua orang percaya bahwa mereka telah dicurahi oleh Roh Kudus.
“Kobarkanlah semangat api pewartaan, jangan pernah lelah mewartakan iman dengan sukacita, karena Tuhan tidak pernah lelah mencurahkan Roh-Nya kepada kita. Perjumpaan hari ini, katekese, doa, pengakuan dosa, perbincangan dari hati ke hati dan penyembahan salib dalam adorasi yang tulus dan rendah hati akan memampukan kita kalau kita dipenuhi cinta,” tegas Mgr Pius.
Dengan demikian, lanjut uskup, Papua akan menjadi berkat bagi semua orang. “Bukan hanya tanah yang diberkati, tetapi semua yang tumbuh dan berdiri di tanah Papua menjadi tanda seperti tegaknya salib, tanda kemenangan bahwa Kristus Sang Junjungan tidak akan pernah meninggalkan kita,” kata Mgr Pius yang mengulangi bahwa OMK Papua adalah singkatan dari “Orang Muda Katolik Padamu Aku Percayakan Umat Allah.”
Menurut Mgr Nicholaus, tema tungku api yang diangkat dalam PYD jadi simbol kerukunan, kebersamaan, kedamaian, dan simbol memberi makan. “Jadilah tungku api Kristus dan bawalah persaudaraan itu sebagai utusan-utusan Yesus. Dalam perjalanan ini Anda bertemu salib, salib Yesus yang membuat kalian semakin merasa damai,” kata Mgr Nicholaus seraya berharap peserta pulang membawa bekal cukup untuk menjadi pemegang tongkat estafet kegembalaan.
Wakil Bupati Merauke Sularso melihat PYD sebagai penghargaan luar biasa bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke. “PYD merupakan momen penting untuk menyatukan tekad guna menabur kebaikan dan meraih berkat persatuan, persaudaraan dan kasih sayang,” katanya.
Bupati Mappi Kristosimus Yohanes Agawemu berharap OMK yang berkumpul mendapatkan karunia Roh Kudus untuk selanjutnya bangkit bagi tanah dan manusia Papua serta Indonesia dan dunia. “Perpaduan generasi tua dan muda akan sangat mempercepat perkembangan kekuatan bangsa dan kekuatan iman umat Katolik. Perpaduan ini akan memberikan kekuatan baru untuk setiap orang Katolik untuk jadi pemimpin dalam semua tingkatan,” kata bupati.
Menurut Ketua Panitia Petrus Erawa Cabui, PYD adalah ajang perjumpaan, pengenalan dan pembangunan relasi persaudaraan bagi semua OMK di Papua dan pendorong keterlibatan OMK di Tanah Papua dalam menghayati nilai-nilai injil. “PYD juga membantu OMK bersama kelompok umat beriman untuk mewujudkan gerakan merawat ibu pertiwi dalam upaya pelestarian dan keutuhan ciptaan serta untuk menjadi garam dan terang dunia dalam mewartakan sukacita Injil kepada sesama.”
PYD adalah hasil kesepakatan komkep lima keuskupan se-Papua tahun 2017 yang kembali ditegaskan dalam pertemuan di Keuskupan Agats 22 Juni 2018. Dalam pertemuan itu Keuskupan Agung Merauke diputuskan sebagai tuan rumah PYD pertama 2019. (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)