Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Yang penting bukanlah hal hebat, tapi mengubah yang sederhana dengan cara luar biasa

SD Bruder Melati
Suasana rekoleksi bagi siswa kelas 6 SD. PEN@ Katolik/sam

“Yang paling penting bukanlah hal hebat, tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita mengubah sesuatu yang sederhana dan melakukannya dengan cara yang luar biasa.” Demikian Bruder Agustinus MTB memulai memotivasi murid-murid agar lebih semangat dan tambah tekun setelah lulus dan masuk ke jenjang selanjutnya.

Sebanyak 13 guru mendampingi rekoleksi khusus dan outbound untuk 134 siswa-siswi Kelas 6 SD Bruder Melati Pontianak yang berlangsung di Aula Bonaventura Sepakat Biara Bruder Maria Tak Bernoda, Pontianak, 17-18 Mei 2019, dengan mentor Magdalena Sajumiati S.Ag dan Kepala SD Bruder Melati Bruder Dismas MTB.

Rekoleksi itu diadakan sebagai tanda syukur atas kebersamaan para siswa dari tiga kelas itu selama enam tahun bersekolah di SD Bruder Melati sekaligus perpisahan bagi mereka dengan sahabatnya dan para guru.

Dengan rekoleksi itu, Bruder Dismas MTB berharap “siswa-siswi peserta bertambah dewasa, apalagi dalam memilih jenjang lebih tinggi, dalam persiapan masuk kelas 7 di mana pun.”

Menurut Magdalena Sajumiati S.Ag yang akrab dipanggil Ibu Emi, sejak 2006 setiap tahun dilakukan acara perpisahan dengan mereka yang akan menempuh pendidikan selanjutnya yaitu ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Dari pertama kali saya mengajar (2006), siswa-siswi kelas 6 selalu diberi rekoleksi dan acara perpisahan. Kalau biasanya kedua acara itu dilakukan terpisah, kali ini kedua acara itu menjadi satu. Pasalnya, kalau dipisahkan akan memakan waktu dan biaya,” kata Ibu Emi.

“Tujuan kegiatan ini untuk memperteguh iman, budi pekerti dan spiritualitas bagi mereka dalam mempersiapkan diri ke jenjang SMP di mana pun. Kami pikir kegiatan ini merupakan tahapan pelatihan sikap dan etika positif sekaligus peneguhan iman yang harusnya dimulai dari dini,” lanjutnya.

Ibu Emi mengaku, selama mengajar sangat banyak suka dan duka dialami para guru yang mendampingi perkembangan intelektual dan budi pekerti mereka. Sekarang, tegasnya, mereka masih mudah untuk dibentuk, asal benar-benar diperhatikan perkembangan iman, spiritualitas dan budi pekerti yang selama ini menjadi dasar dari nilai kehidupan.”(PEN@ Katolik/Samuel)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini