Gereja meningkatkan kebebasan pers karena Gereja menekankan pentingnya kebenaran dalam jurnalisme, kata Uskup San Carlos Mgr Gerardo Alminaza dalam pernyataan untuk merayakan Hari Kebebasan Pers Sedunia, 3 Mei 2019, seraya menegaskan, “Meningkatkan kebenaran adalah meningkatkan kehidupan. Kami ikut dalam seruan untuk menghormati kebebasan pers, menghormati kebenaran dan menghormati kehidupan manusia.”
Prelatus itu berterima kasih kepada para jurnalis yang terus memperjuangkan kebenaran “di tengah-tengah kegelapan” dan secara khusus memberikan penghormatan kepada para jurnalis yang dianiaya dan dibunuh karena melakukan pekerjaan mereka.
“Berilah keadilan bagi mereka yang dipenjara dan dibunuh tetapi teruslah menginspirasi dan kesaksian-kesaksian mereka bersinar di tengah-tengah kegelapan,” kata Mgr Alminaza.
Uskup itu menambahkan bahwa dia berdoa untuk “pertobatan” bagi orang-orang “yang membiarkan diri mereka digunakan untuk menyebarkan kebohongan, menabur ketakutan dan teror, menyalahgunakan kebebasan berekspresi kita, memecah belah bukan menyatukan demi kebaikan bersama.”
Sementara itu, Persatuan Jurnalis Nasional Filipina (NUJP) menyerukan keberanian karena kebebasan pers saat ini “diserang.” Dalam pernyataannya, ketua NUJP menegaskan, “Mari kita berani karena tahu bagaimana pun para lalim berusaha membatasi kebebasan berekspresi dan berpikir, media, kebenaran, rakyat, akan hidup lebih lama dari mereka.”
Koresponden asing yang bermarkas di Manila juga mendesak rekan jurnalis mereka untuk “merapatkan barisan” di tengah upaya memberangus media di berbagai belahan dunia. “Kalau kita kehilangan kebebasan untuk melaporkan kebenaran, semua orang rugi. Kita kehilangan martabat kita. Kita kehilangan jiwa kami,” kata Asosiasi Koresponden Asing Filipina (FOCAP). (PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan CBCPNews)