Santo Yosef dalam Perjanjian Baru adalah suami Bunda Maria dan sosok laki-laki sejati yang mempunyai keutamaan rendah hati, sederhana, dan taat sehingga patut diteladani. Ia laki-laki pekerja keras dan pemberani. Sebagai tukang kayu, ia tidak melupakan perannya untuk mendampingi Yesus sebagai perwujudan karya Keselamatan Allah.
Pastor Yosef Susanto Pr yang berkarya sebagai pengajar Kitab Suci di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkarya Jakarta berbicara dalam talk show mengenai “Santo Yosef” dalam rangka Festival Santo Yosef di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Pemuda Tangerang, 30 Maret 2019. Sekitar 50 pengunjung dan 122 warga binaan (Katolik dan Protestan) dari LP itu mengikuti acara itu.
Kegiatan Komunitas Pria Katolik (KPK) Paroki Santa Helena Tangerang itu digelar untuk memperingati Pesta Santo Yosef, setiap 19 Maret. Meskipun menghadapi penderitaan hidup serta tantangan iman, jelas Pastor Yosef, “melalui sosok Yosef itulah Allah mewujudkan janji kepada manusia tentang keselamatan dengan mengutus putera-Nya yang tunggal.”
Pastor Yosef juga mengisahkan perjalanan hidupnya. Dia ditahbiskan imam 13 tahun lalu. Sesudah tahbisan ia langsung melanjutkan studi Kitab Suci di Roma hingga 2012. Selanjutnya ia menyelesaikan studi doktorat Teologi Biblika, Manila (2017). Selama studi ia mengaku mengalami kesedihan bertubi-tubi mulai dari kehilangan ayahnya, kakak perempuan pertama dan kakak laki-laki kedua. Ketiganya mengalami sakit parah dan menghadap Sang Pencipta.
Dalam kesedihan bertubi-tubi Pastor Yosef dikuatkan dengan bacaan-bacaan Kitab Suci termasuk kisah penderitaan Yusuf dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. “Kisah dalam Kitab Suci menguatkan dan meneguhkan saya,” tegas Pastor Yosef yang sebelum talk show itu memimpin Misa yang diikuti para peserta talk show itu.
Ketua KPK Paroki Santa Helena, Andi Janto Singgih, juga mengajak seluruh umat yang hadir termasuk warga binaan untuk meneladani keutamaan Santo Yosef yakni ketulusan cinta, rasa kasihan, setia, sederhana dan percaya kepada Allah.
Sonia dan Joanne yang ikut dalam pelayanan penjara itu melihat pelayanan itu sungguh luar biasa “karena menggerakkan dan menumbuhkan iman para warga binaan sehingga semakin dekat dengan Yesus.” Sementara itu Sunarto, warga binaan LP Pemuda yang tersandung narkoba, mengatakan sangat senang dengan kegiatan KPK itu “karena melalui acara ini warga LP Pemuda Tangerang bisa belajar dari cara hidup Santo Yosef.”
Kegiatan itu diisi lomba pentigraf (cerpen tiga paragraf) yang mengisahkan pengalaman hidup mereka dalam penjara. Lomba itu dimenangkan oleh Rendy dengan karyanya “Maafkan Aku Ayah.” Hadiah berupa bingkisan dari KPK dan kunjungan anggota keluarganya.
Festival Santo Yosef diawali perarakan arca patung Santo Yosef setinggi 1 meter yang diangkat empat warga binaan, talk show, pengumuman lomba petigraf dan makan siang.
Peserta kunjungan ke LP Pemuda Tangerang tidak hanya dari Paroki Santa Helena tapi juga dari Paroki Santo Agustinus Karawaci, Paroki Kuta Bumi Tangerang, Paroki Santa Maria Tangerang dan Keuskupan Bogor.(PEN@ Katolik/Konrad R Mangu)