Dalam perjalanan apostolik ke Maroko, Paus Fransiskus melakukan kunjungan Minggu pagi ke sebuah pusat sosial di Temara, pinggiran Rabat, dan mendorong para suster Putri Kasih Santo Vinsensius a Paulo meningkatkan upaya mereka untuk membantu orang miskin di daerah itu.
Temara terletak sekitar 20 km selatan ibukota Maroko, Rabat, di sepanjang jalan menuju Casablanca. Di daerah pinggiran kota ini, tiga suster Puteri Kasih menjalankan “Pusat Pedesaan untuk Layanan Sosial” yang memberikan perhatian material dan psikologis kepada sekitar 150 anak.
Menurut Laporan Devin Watkins dari Vatican News, Paus meluangkan waktu sebentar untuk kunjungan pribadi kepada ketiga suster itu dan umat Muslim setempat yang dirawat para suster untuk menyalami mereka.
Suster Gloria Carrilero sebagai pemimpin komunitas telah menjadi staf pusat itu sejak 1990. Suster Maria Luisa Quintana tiba dua tahun kemudian, dan Suster Magdalena Mateo datang tahun 2006. Ketiganya berasal dari Spanyol. Mereka tinggal di tengah-tengah tetangga Muslim tanpa pagar keliling rumah dan atau palang di jendela-jendela mereka.
Pusat itu didirikan 44 tahun lalu untuk menyembuhkan luka bakar yang sering diderita anak-anak dan orang dewasa saat memasak di atas api terbuka di luar rumah-rumah mereka.
Saat membuka pintu setiap pukul 8 pagi untuk menyambut 40-an anak-anak berusia antara usia 3 dan 15 tahun, para suster Puteri Kasih itu dibantu oleh para guru dan perawat Maroko setempat. Anak-anak diberikan sarapan, camilan, dan makan siang, serta pelajaran sekolah.
Para suster juga membantu para wanita setempat dengan susu formula, popok, dan makanan untuk bayi mereka yang baru lahir. Mereka bahkan menyelenggarakan kurus-kursus untuk membantu wanita buta huruf belajar membaca dan menghitung uang kembalian kalau mereka pergi ke pasar.
Suster Gloria Carrilero mengatakan kepada Vatican News bahwa pelayanan para suster Puteri Kasih ditujukan kepada umat Islam, karena umat Katolik terdekat adalah para Imam Fransiskan di Rabat.
“Saya telah hidup bersama umat Muslim lebih dari 28 tahun,” kata suster itu, “dan saya percaya itulah rahmat besar dari Tuhan untuk hidup bersama mereka dan untuk melayani mereka. Umat Muslim telah mengajari saya banyak hal, semuanya baik: kemurahan hati, keterbukaan dan penerimaan, keramahan, dan peduli kepada orang miskin. Mereka memberi saya pelajaran dan menunjukkan kepada saya bagaimana cara mempraktikkannya. Dan sebagai seorang Katolik saya menerimanya.”
Menurut Suster Gloria, dia sering mengingatkan umat Islam yang dia bantu bahwa mereka memiliki Allah yang sama. “Kita memiliki Allah yang sama, dan kita berjalan menuju Dia melalui jalan-jalan yang berbeda.”
Suster itu mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus ke negara mayoritas Muslim ini “adalah kekayaan dan rahmat besar.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)
Artikel Terkait:
Paus Fransiskus dan Raja Mohammed VI membuat seruhan untuk Yerusalem
Paus Fransiskus dedikasikan hari Minggu untuk umat Katolik yang jumlahnya sedikit di Maroko