Paus Fransiskus mendedikasikan hari Minggu, hari kedua Perjalanan Apostoliknya ke Maroko untuk umat Katolik yang hanya berjumlah 23.000 orang di negara yang didominasi Muslim itu, demikian laporan Paul Samasumo dari Vatican News di Rabat, Maroko.
Ada dua keuskupan agung Katolik di Maroko yakni Keuskupan Agung Rabat dan Keuskupan Agung Tangier. Imam diosesan berjumlah 15, sementara imam religius berjumlah 31 orang. Banyak umat beriman di sini berasal dari negara-negara Afrika sub-Sahara. Kemungkinan mereka adalah ekspatriat, banyak mahasiswa dari Afrika, dan juga banyak migran yang sekedar transit atau telah memutuskan untuk tinggal di sana.
Paus Fransiskus secara konsisten mencari kaum minoritas dalam perjalanan-perjalanannya di seluruh dunia, seperti para ibu dan anak-anak yang Paus kunjungi pada Minggu pagi di sebuah pusat sosial di Temara, di pinggiran Rabat.
Mereka dirawat oleh tiga suster Putri Kasih dari Santa Vinsensius de Paulo. Pada hari Sabtu, Paus bertemu sekelompok kecil migran di Caritas Rabat. Semua orang yang berada di pinggiran masyarakat penting bagi Paus Fransiskus.
Minggu pagi, ketika dia bertemu dengan kaum religius di Katedral, dia memberi tahu kepada beberapa imam dan kaum hidup bakti di negara ini bahwa jumlahnya tidak banyak berarti. Yang penting adalah bahwa iman mereka relevan dan dijalani secara praktis. Iman bukanlah ideologi tetapi perjumpaan dengan Kristus.
Meskipun jumlah umat Katolik di Maroko kecil, Gereja memiliki sejarah sangat panjang dan kuno. Père Daniel Nourissat dari Keuskupan Agung Rabat mengatakan dalam briefing media bahwa kehadiran agama Kristen di Afrika Utara sudah mulai sejak akhir abad kedua.
Tahun ini para Fransiskan merayakan 800 tahun kehadiran Fransiskan di Maroko. Para Fransiskan tiba di Maroko selama masa hidup Santo Fransiskus dari Assisi tahun 1219.
Pendidikan Katolik di Maroko adalah fokus kuat Gereja Katolik di sini dan itu sangat dihargai. Ada 15 sekolah Katolik dengan sekitar 12.000 siswa dan 850 karyawan. Sekolah-sekolah itu berada di Rabat, Marrakech, Casablanca, Mohammedia, Kenitra, dan Meknes. (PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Vatian News)