Perancis dilanda keterkejutan karena Pastor Jean-Baptiste Sèbe, seorang imam berusia 38 tahun yang sangat terkenal dan sangat dihargai, ditemukan tewas di Gereja Santo Romain di pagi hari, 18 September 2018. Malam hari setelah penemuan jenazahnya, dirayakan Misa untuk mendoakan imam itu.
Kepala Paroki Santo Yohanes XXIII Rouen Perancis, dosen teologi di Institut Katolik Paris, imam di beberapa perguruan tinggi negeri dan sekolah menengah di Rouen itu ditemukan tewas menyusul tuduhan perilaku tidak senonoh dan pelecehan seksual terhadap seorang gadis muda.
Dalam sebuah surat yang diterbitkan di situs Keuskupan Rouen, Uskup Agung Rouen Mgr Dominique Lebrun menyebut imam itu bunuh diri.
“Jelas dia bunuh diri,” kata uskup agung itu. Sikap itu sulit dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. “Ada banyak pertanyaan dalam hati kami, mengapa?” Otoritas Gereja mengungkapkan ketidakpahaman mereka atas sikap pastor itu. Penjelasan satu-satunya yang disampaikan dalam surat itu bahwa imam itu ”sedang mengalami saat yang sulit.”
Setelah menemukan imam itu tak bernyawa lagi, menurut Mgr Lebrun, keluarganya, orang tuanya, saudara-saudaranya segera diberitahu. “Kami memikirkan keluarganya, parokinya, pelayanan pendidikannya, Kolese Saint-Dominique, para mahasiswa dan rekan-rekannya, dan semua yang menemaninya .”
Namun, tanggal 19 September, jaksa Republik Rouen melaporkan bahwa bunuh diri adalah subjek dari pengaduan uskup agung dari tangan seorang ibu. “Seorang wanita datang mengeluh kepada Uskup Agung Rouen tentang perilaku tidak senonoh dan serangan seksual yang dilakukan terhadap putrinya. Tapi tidak ada yang menjadi perhatian polisi sebelum bunuh diri ini,” kata sebuah sumber polisi seperti ditulis dalam The Cross. Polisi yang menyelidiki fakta-fakta berhati-hati meneliti apa yang mungkin menjadi motivasi tindakan putus asa dari imam muda itu.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan beberapa media dari Perancis)