Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Imam muda ditembak mati di Cagayan setelah Misa saat sedang berkati anak-anak

Pastor Mark Ventura. MARIA TAN
Pastor Mark Ventura. MARIA TAN

Pastor Mark Ventura, 37, ditembak mati di Provinsi Cagayan pada hari Minggu, 29 April 2018, sekitar pukul 08:15 tepat setelah merayakan Misa di sebuah gimnasium di Barangay Peña Weste, di pinggiran kota Gattaran. Inilah imam kedua yang terbunuh sekitar empat bulan terakhir.

Pembunuhan itu terjadi ketika imam itu sedang memberkati anak-anak dan berbicara dengan anggota paduan suara. Saat itu, seorang laki-laki yang tidak dikenal dengan mengenakan helm sepeda motor muncul dari belakang gym dan menembak korban sebanyak dua kali.

Mengutip laporan Kantor Polisi Wilayah No. 2 di Tuguegarao City, Kepala Polisi Nasional Filipina Oscar Albayalde mengatakan, tersangka berlari ke jalan raya dan naik sepeda motor yang dikendarai oleh rekan lain yang tidak diketahui identitasnya serta melarikan diri ke arah Baggao, Cagayan.

Uskup Agung Sergio Utleg Tuguegarao yang memimpin doa di tempat terjadinya kejahatan itu akan mengeluarkan pernyataannya.

Konferensi Waligereja Filipina (CBCP) menyesalkan pembunuhan imam itu, serta berdoa untuk Pastor Ventura, untuk keluarga yang ditinggalkan, dan untuk umat Tuguegarao.

“Kami mencela tindakan jahat ini!” kata Ketua CBCP Mgr Romulo Valles. “Kami benar-benar terkejut dan sama sekali tidak percaya mendengar pembunuhan brutal atas Pastor Mark Ventura,” lanjut uskup agung itu.  Para uskup juga menghimbau pihak berwenang “untuk bertindak cepat dalam mengejar para pelaku kejahatan ini dan membawa mereka ke pengadilan.”

Pastor Ventura saat ini adalah pemimpin Stasi Misi San Isidro Labrador, jabatan yang baru diterimanya awal bulan ini, di desa Mabuno, juga Gattaran. Pria yang sudah menjalani imamat hampir tujuh tahun itu juga dikenal karena anjuran-anjuran anti-tambang dan bantuannya terhadap masyarakat adat di provinsi itu. Sebelum ditugaskan di Gattaran, Pastor Ventura menjabat Rektor Seminari Tinggi Thomas Aquinas di Aparri, Cagayan.

Desember 2017, Pastor Marcelito Paez, 72, dibunuh oleh orang-orang bersenjata yang hingga kini masih belum teridentifikasi setelah dia memfasilitasi pembebasan seorang tahanan politik di Jaen, Nueva Ecija. (paul c pati berdasarkan CBCPNews)

Komentar

  1. Harus ditegaskan hukuman bagi pelaku tersebut.
    palaku tersebut harus dihukum mati.jika ada juga keluarga pelaku hrs dikasih hukum juga.

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini