Minggu, Desember 22, 2024
31.3 C
Jakarta

Biara-biara tertua dalam agama Kristen Katolik terletak di padang gurun Mesir

monasteroantonio2
Biara Santo Antonius. LorisRomito | CC BY-SA 3.0

Sejarah hidup bakti Katolik dimulai pada abad-abad awal setelah kematian Yesus Kristus. Awalnya ada banyak pria dan wanita yang mengikuti teladan Yesus Kristus dan hidup dalam pengasingan sebagai pertapa di padang gurun, seraya mendedikasikan seluruh hidup mereka untuk doa dan kabar gembira.

Pertapa Kristen pertama yang tercatat adalah Santo Paulus dari Thebes, yang lahir tahun 227 di Mesir. Awalnya dia pergi ke padang gurun untuk menghindari penganiayaan, namun kemudian dia tetap tinggal di sana karena dia semakin dekat dengan Tuhan. Teladannya mengilhami Santo Antonius Agung untuk menerima kehidupan doa tapa yang sama di padang gurun sekitar tahun 270.

Santo Antonius umumnya dianggap sebagai “Bapak Monastik” atau “Bapa dari Semua Biarawan,” karena dia menarik banyak pengikut yang tinggal di dekatnya dan belajar cara-cara kesempurnaan Kristen dari dia. Namun, dia tidak membangun biara fisik apa pun, karena komunitasnya menciptakan sel pribadi sendiri di sekelilingnya, dengan menggunakan gua yang berdekatan atau gubuk-gubuk kecil. Namun dipercaya, beberapa pengikut awalnya mendirikan biara di situs pemakamannya di abad ke-4.

Biara itu sekarang dikenal sebagai “Biara Santo Antonius” dan terletak sekitar 200 mil tenggara Kairo. Mulanya hanya sekelompok pertapa yang tinggal saling berdekatan, tetapi seiring waktu biara itu menjadi lebih formal dan tumbuh menjadi sebuah komunitas.

Salah satu murid terdekat dari Santo Antonius, yakni Santo Makarius, juga mendirikan sebuah biara di gurun pasir Mesir yang terus digunakan saat ini. Biara itu bernama “Biara Santo Makarius di Scetis.”

Makarius hidup dari sekitar tahun 300 hingga tahun 391 dan dipengaruhi oleh Santo Antonius untuk mendedikasikan hidupnya pada doa. Teladan kekudusan-Nya menarik banyak orang dan Makarius mengumpulkan para pengikutnya ke dalam sebuah jenis kehidupan monastik yang “eremitis” atau “semi pertapa.”

Menurut Catholic Encyclopedia, “Para biarawan itu tidak terikat oleh aturan apa pun; sel-sel mereka berdekatan, dan mereka bertemu untuk ibadah ilahi hanya di hari-hari Sabtu atau Minggu. Prinsip yang menyatukan mereka adalah saling membantu, dan otoritas para sesepuh diakui tidak seperti otoritas superior monastik dalam arti kata yang ketat, tetapi lebih sebagai pedoman dan model kesempurnaan.”

Para biarawan hidup dengan cara seperti ini sejak didirikan tahun 360. Kini, para biarawan Koptik yang tinggal di sana meneruskan tradisi-tradisi pendiri mereka, tradisi monastik jenis tertua dalam agama Katolik dan sangat populer di tempat-tempat seperti Irlandia. Di sana mereka menciptakan biara-biara tipe pertapa sama yang menampilkan sel-sel pribadi yang berhimpit mengitari gereja pusat atau tempat pertemuan. Skellig Michael adalah salah satu biara-biara paling terkenal dalam barisan monastisisme ini.(paul c pati berdasarkan Aleteia)

Biara Santo Makarius di Padang Gurun Scetis. Berthold Werner | CC BY-SA 3.0
Biara Santo Makarius di Padang Gurun Scetis. Berthold Werner | CC BY-SA 3.0
Biara Santo Makarius
Biara Santo Makarius

Komentar

  1. Luar biasa… agama kristen katolik sudah ada sejak dahulu kala… dan tetap konsisten mempertahankan kebiasaan tsb sampai hari ini. Tak terselami pekerjaan Tuhan yg ajaib.
    GBU

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini