KATEKISMUS GEREJA KATOLIK
128. Mengapa kebangkitan itu sekaligus merupakan peristiwa transenden?
Walaupun peristiwa kebangkitan merupakan peristiwa historis yang dapat diverifikasi dan diuji melalui tanda-tanda dan para saksi, tetapi sekaligus merupakan peristiwa yang melampaui dan mengatasi sejarah sebagai sebuah misteri iman karena merupakan masuknya kemanusiaan Kristus ke dalam kemuliaan Allah. Karena alasan yang terakhir inilah, Kristus yang bangkit tidak menampakkan Diri-Nya kepada dunia, tetapi hanya kepada para murid-Nya, dan menjadikan mereka saksi- saksi-Nya di hadapan umat manusia.
Teruslah membacanya dalam Katekismus Gereja Katolik 647, 656-657
129. Bagaimana kondisi tubuh Yesus yang bangkit?
Kristus yang bangkit bukanlah satu bentuk kedatangan kembali ke dalam kehidupan duniawi. Tubuh yang bangkit adalah tubuh yang sama dengan yang disalibkan, dengan membawa bekas-bekas kesengsaraan-Nya. Namun, tubuh itu telah mengambil bagian dalam kehidupan ilahi dan memiliki ciri-ciri tubuh yang sudah dimuliakan. Atas dasar ini, Yesus yang telah dibangkitkan bebas sepenuhnya untuk menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dalam pelbagai sosok, atas cara dan di mana saja Ia kehendaki.
Teruslah membacanya dalam Katekismus Gereja Katolik 645-646
130. Bagaimana peristiwa kebangkitan itu merupakan karya Tritunggal?
Kebangkitan Kristus merupakan karya Allah yang transenden. Ketiga Pribadi bertindak bersama sesuai dengan cara masing-masing: Bapa memanifestasikan kekuasaan-Nya, Putra menerima kembali” kehidupan yang Dia persembahkan dengan bebas (Yoh 10:17), mempersatukan kembali jiwa dan badan-Nya yang dihidupkan, dan Roh Kudus memuliakan-Nya.
Teruslah membacanya dalam Katekismus Gereja Katolik 648-650