Tanggal 4 Desember 2017, setelah menyelesaikan sebuah studi dan seminar tentang Orang Muda Katolik di Asia yang dilaksanakan di Pusat Misi dan Formasi Internasional di CIAM, yang terletak di Bukit Gianicolo, saya datang berkunjung ke sebuah basilika yang bertengger di Bukit Adventino di atas Sungai Tiber. Bukit-bukit itu adalah dua dari “Tujuh Bukit Roma.”
Nama basilika di Bukit Adventino itu adalah Basilika Santa Sabina. Basilika yang dibangun sekitar tahun 422 itu sangat terkenal di Kota Abadi Roma itu bukan saja terkenal karena disebut “Mahkota Adventono” dalam film dokumenter Pastor Allen White OP, atau menjadi gereja induk Ordo Dominikan atau Ordo Pewarta (OP) yang diserahkan oleh Paus Honorius III kepada Santo Dominikus, tetapi karena setiap tahun Uskup Roma atau Paus memulai Masa Puasa di sana.
Sudah menjadi tradisi bahwa pada setiap Hari Rabu Abu, seorang Paus akan datang ke Basilika Santa Sabina dan memimpin Misa Hari Rabu Abu di sana. Liturgi selalu dimulai dengan prosesi dari Gereja Benediktin Santo Anselmus ke Basilika Santa Sabina dengan iringan lagu Litani Para kudus. Prosesi itu dipimpin oleh biarawan Dominikan dan biarawan Benediktin disertai sejumlah kardinal, uskup agung dan uskup dan Bapa Suci di bagian belakang.
Menurut tradisi Gereja Roma yang berawal dari abad ke-4, demikian hasil bacaan saya dari berbagai sumber, umat beriman berjalan menyusuri jalan-jalan di Roma, sambil mengunjungi dan berdoa di berbagai gereja selama masa Prapaskah. Gereja-gereja ini dikenal sebagai Gereja Stasi. Tradisi itu dilaksanakan untuk memperkuat rasa komunitas di dalam Gereja Roma. Maka, Uskup Roma pun akan mengunjungi setiap bagian kota dan merayakan Misa bersama umat di gereja mereka. Selain Misa, ada prosesi, pembacaan Litani Orang Suci dan penghormatan terhadap relikui-relikui. Misa-Misa Stasi itu dimulai di Basilika Santa Sabina ini.
Menurut catatan, gereja abad ke-5 itu dibangun kembali di abad ke-9 dan direnovasi tahun 1914. Arsitekturnya unik menjelaskan tentang sejarahnya yang panjang dan kaya terkait dengan Santo Dominikus. Santa Sabina adalah basilika Romawi tertua yang masih ada di kota Roma. Basilika itu tetap mempertahankan kerangka tiang empat persegi panjang dan gaya arsitektur dan dekorasi yang asli.
Tahun 1218, Paus Honorius III mempercayakan gereja itu kepadanya untuk mendirikan komunitas bagi Ordo yang baru didirikannya. Di sana hingga kini, bisa ditemukan kantor pusat atau Kuria Ordo Dominikan.
Saya bersyukur bahwa kunjungan saya bersama Pastor John Giscard Mitakda MSC itu bisa ditemani oleh Promotor Internasional untuk Justice and Peace Suster Cecilia Espenilla OP dan boleh masuk dan melihat biara dan kantor kuria Ordo Dominikan, bahkan bisa melihat bukan hanya pohon jeruk yang ditanam oleh Santo Dominikus tetapi juga kamar tidur Santo Dominikus yang kini menjadi sebuah kapel kecil.
Dalam kunjungan itu saya juga senang bisa bertemu kembali dengan Promotor General untuk Dominikan Awam Pastor Rui Carlos Antunes e Almeida Lopes OP yang pernah saya temui di Indonesia dan Sekretaris Jenderal Ordo Pewarta Pastor Jean-Ariel Bauza-Salinas OP.(paul c pati)