Dalam hidup kebangsaan, Gereja Katolik termasuk kaum awam “harus terus membuka diri untuk membangun dialog dengan agama lain dengan dasar ketulusan,” kata Uskup Manado Mgr Benediktus Estephanus Rolly Untu MSC di depan para birokrat sipil dan anggota DPRD se-Sulawesi Utara dalam acara tatap muka di Wisma Keuskupan Manado, 6 Desember 2017.
Bagi Mgr Rolly, dialog itu penting untuk membangun sikap saling mengenal, meruntuhkan berbagai kecurigaan, dan mengikis fanatisme agama dan “dengan dialog, Gereja ingin meneruskan misi Tuhan.” Misi Tuhan, jelas uskup, adalah “merobohkan tembok-tembok pemisah dan membangun jembatan persahabatan dengan semua orang demi terwujudnya persaudaraan sejati yang mengarah pada hidup bersama yang lebih aman dan tenteram.”
Persaudaraan itu, lanjut Mgr Rolly, diperkuat dengan “melakukan kegiatan kekeluargaan dan kemanusiaan seperti silaturahmi saat perayaan hari besar keagamaan, bakti sosial lintas iman, pertemuan rutin para tokoh lintas agama, dan keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat.”
Mgr Rolly, yang didampingi Sekretaris Keuskupan Manado Pastor John Montolalu Pr sebagai pemandu acara, juga menegaskan bahwa Gereja Katolik dapat manfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memperkuat persaudaraan dengan mewartakan ujaran dan ajaran kasih serta pengalaman persaudaraan dalam perbedaan.
Selain itu, Uskup Manado itu mengajak peserta tatap muka untuk mengembangkan berbagai gerakan persaudaraan dan kemanusiaan untuk menciptakan perubahan yang baik bagi bangsa Indonesia, “dengan terlibat aktif dalam berbagai gerakan bersama yang mengembangkan sikap terbuka dalam hidup beragama, memperkuat Bhinneka Tunggal Ika, membangkitkan semangat bermusyawarah, dan mewujudkan keadilan sosial, kehadiran kita menjadi lebih berarti.” (A Ferka)