Dalam Angelus di hari Minggu terakhir tahun liturgis, Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta, 26 November 2017, Paus Fransiskus merefleksikan tentang pengadilan terakhir, dengan mengatakan Kerajaan Kristus adalah satu “pedoman dan pelayanan, tapi juga kerajaan yang pada akhir zaman akan ditegaskan dalam pengadilan.”
Paus Fransiskus yang tepat jam 12 siang waktu setempat muncul di jendela ruang kerjanya di lantai tiga apartemennya, berbicara dengan ribuan peziarah sedunia yang memenuhi lapangan Santo Petrus Vatikan di seputar pohon dan kandang Natal yang sementara dipersiapkan untuk diresmikan 7 Desember 2017.
Visi kedatangan Kristus yang kedua, seperti dalam Injil, kata Paus, memperkenalkan pengadilan terakhir, saat semua umat manusia akan hadir di hadapan-Nya, bersama Yesus, yang menjalankan wewenang-Nya, memisahkan satu sama lain, “seperti penggembala memisahkan domba-domba dari kambing.”
Paus Fransiskus mengingat kembali kriteria yang akan menjadi dasar penghakiman-Nya, seperti apa yang Yesus katakan, “Apa yang kamu lakukan untuk saudara-Ku yang paling hina, kamu melakukannya untuk-Ku.”
Menurut Paus, kriteria Yesus dalam pengadilan terakhir adalah “cinta yang konkret untuk sesama kita yang berada dalam kesulitan.” Paus menegaskan, “Di akhir hidup, kita akan dihakimi berdasarkan kasih, yaitu komitmen konkret kita untuk mengasihi dan melayani Yesus di dalam saudara kita yang paling hina dan paling membutuhkan.”
Paus mengakhiri renungannya dengan doa agar ”Perawan Maria membantu kita bertemu dengan Dia dan menerima Dia dalam Firman-Nya dan dalam Ekaristi, dan juga dalam saudara-saudari kita yang menderita kelaparan, sakit, penindasan, ketidakadilan.
Untuk mempersiapkan diri melakukan kunjungan apostolik ke Myanmar dan Bangladesh, pada hari Sabtu malam, Paus Fransiskus seperti biasanya berkunjung ke Basilika Santa Maria Maggiore untuk berdoa kepada Santa Maria. Di sana Paus meletakkan bunga di depan Patung Maria Salus Populi Romani (Keselamatan orang-orang Romawi).
Dan sesudah Doa Angelus tradisional di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus mengatakan, “Saya meminta kalian menemani saya dengan doa, sehingga kehadiran saya boleh menjadi tanda kedekatan dan pengharapan bagi orang-orang [Myanmar dan Bangladesh].”
Paus Fransiskus mengatakan, dia akan datang ke negara mereka untuk menguatkan “kesaksian iman dan Injil” dari umat Katolik masing-masing negara itu. Paus berharap kunjungannya akan menjadi “sumber harapan dan dorongan” bagi semua orang.
Paus akan mengunjungi Myanmar tanggal 27 hingga 30 November 2017 dan ke negara tetangganya Bangladesh tanggal 30 November hingga 2 Desember 2017.(paul c pati dari Vatikan)