Senin, November 18, 2024
30.3 C
Jakarta

Senin, 20 November 2017

cego bartimeu

PEKAN BIASA XXXIII (H)

Santo Feliks dari Valois; Santo Edmund

Bacaan I: 1Mak. 1:10-15.41-43.54-57.62-64

Mazmur: 119:53.61.134.150.155.158; R:88

Bacaan Injil: Luk. 18:35-43

Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: ”Apa itu?” Kata orang kepadanya: ”Yesus orang Nazaret lewat.” Lalu ia berseru: ”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: ”Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: ”Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: ”Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: ”Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.

Renungan

Orang buta di Yerikho itu bisa dibayangkan sebagai orang di pinggir jalan yang sama sekali tidak diperhatikan oleh kerumunan orang yang menyertai Yesus. Entah informasi apa yang ia dapatkan, tiba-tiba ia berseru: ”Yesus anak Daud, kasihanilah aku”. Seruannya itu menarik. Untuk orang yang baru bertemu Yesus, menyerukan ”Yesus anak Daud” terbilang tidak wajar. Pengandaiannya, ia kenal dengan Yesus dan keluarga-Nya, termasuk tahu silsilah Yesus. Atau, ia tahu bahwa Yesus adalah Mesias, karena dalam tradisi iman Yahudi, dikisahkan turun-temurun bahwa Mesias adalah Putra Daud.

Yang pasti, dikisahkan bahwa orang menyuruh ia diam. Di tengah kerumunan yang hiruk-pikuk, suaranya bisa terdengar dan bahkan terasa menganggu orang di sekitarnya. Bisa dibayangkan betapa keras teriakannya. Ia tidak surut ketika orang menyuruhnya diam. Teriakan keras dan tanpa henti ini akhirnya berhasil. Yesus berhenti. Tentu saja, kerumunan orang itu pun berhenti. Dan peristiwa langka terjadi: orang-orang memandang kepada orang buta. ”Kaum marginal” ini menjadi ”seseorang”.

Untuk Yesus, orang yang di hadapan-Nya bukan sekadar orang buta atau orang miskin. Ketika Yesus mengatakan, ”Melihatlah!”, siapa yang dimaksud? Setidaknya dua pihak. Pertama, orang buta yang dimampukan melihat karya Allah yang ajaib. Kedua, orang banyak yang dimampukan melihat belas kasih Allah kepada orang lemah dan sekaligus dibuka matanya akan kehadiran orang-orang lemah di sekitarnya. Yesus mengajak kita pengikut-Nya untuk peka mendengar jeritan orang kecil, dan memelekkan mata semua orang untuk melihat keajaiban Tuhan di dalam hal-hal sederhana dan dalam diri orang-orang kecil.

Tuhan Yesus, bukalah mataku agar mampu melihat kasih-Mu yang agung dan melihat saudara-saudariku yang membutuhkan pertolongan. Amin.

Renungan Ziarah Batin 2017

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini