PEKAN BIASA XXXII (H)
Santo Albertus Agung
Bacaan I: Keb. 6:1-11
Mazmur: 82:3-4.6-7; R: 8a
Bacaan Injil: Luk. 17:11-19
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: ”Yesus, Guru, kasihanilah kami!”
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: ”Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
Lalu Yesus berkata: ”Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu: ”Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Renungan
Kata orang, manusia itu tempatnya lupa. Kisah sepuluh orang kusta yang disembuhkan kiranya bisa membenarkan ungkapan itu. Ada sepuluh orang yang disembuhkan, tetapi hanya satu yang kembali untuk berterima kasih kepada Yesus.
Tidak mudah rupanya untuk menyadari kebaikan yang didapat dari orang lain. Mungkin lebih tidak mudah lagi menyadari bahwa dalam hidup kita ada begitu banyak kebaikan yang berasal dari Allah. Kitab Kebijaksanaan menampilkan pula orang-orang yang lupa akan Allah karena merasa memiliki kuasa. Para pemimpin yang lupa, yang main kuasa, yang menyalahgunakan kekuasaan, yang merasa di atas segalanya. Para penguasa yang lupa bahwa kekuasaan dan kekuatan yang mereka miliki hanya debu di hadapan Allah.
Tetapi, tidak semua orang terlena dan lupa. Dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan, ada seorang yang kembali kepada Yesus dan berterima kasih atas kesembuhan yang dialami. Kiranya ia adalah potret manusia-manusia yang sadar akan kebaikan Allah. Kepadanya Yesus lalu berkata, ”Imanmu telah menyelamatkan engkau”. Sepuluh orang disembuhkan, tetapi hanya satu yang mendapat keselamatan. Ia diselamatkan karena iman, karena ia menolak lupa akan kebaikan yang ia terima. Yesus mengajak kita selalu menyadari kasih Allah dan senantiasa ”mencondongkan telinga dan merindukan perkataan Allah”.
Allah yang mahabaik, ingatkanlah aku selalu akan kebaikan-Mu dan penuhilah hatiku dengan syukur akan keindahan hidup yang aku terima dari-Mu. Amin.
Renungan Ziarah Batin 2017