Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Maumere Pastor Ewaldus Sedu Pr mengingatkan 760 pelajar Kota Maumere agar tidak melihat Sakramen Krisma (Penguatan) hanya untuk memenuhi administrasi krisma tetapi “curahan Roh Kudus untuk membuat Anda sekalian berani mewartakan Sabda Tuhan ke seluruh penjuru dunia.”
Pastor Ewaldus Sedu memimpin perayaan Penerimaan Sakramen Krisma bagi 760 pelajar Kota Maumere di Gereja Katedral Santo Yoseph Maumere, 29 Oktober 2017. Vikjen didampingi Sekretaris Uskup Pastor Epi Rimo Pr, Kepala Paroki Pastor Yohanes Satu Pr, dan Pastor Yoris Role Pr.
Dalam Misa yang dimeriahkan Paduan Suara Ekumene Gita Kusuma Bhayangkara Polres Sikka, imam asal Bajawa itu meminta para pelajar itu untuk menerima Roh Kudus dengan sepenuh hati tidak sekedar memenuhi administrasi krisma.
“Dengan menerima Sakramen Krisma, Anda dituntut untuk dekat dengan Allah dan membuat perubahan perilaku. Tanggalkan baju lama dan kenakan baju baru sebagai pelajar yang beriman teguh kepada Allah dan mampu melibas tantangan yang dihadapi,” minta imam itu.
Memberikan kesaksian tentang Tuhan Yesus, kata vikjen, tidak mudah. Namun, tegasnya, “Tidak ada hidup yang tak pernah ada tantangan dan masalah. Tetapi Roh Kudus adalah kekuatan kita untuk bertahan dalam iman akan Yesus,” jelas vikjen.
Selesai menerima Sakramen Krisma, Yorgi Parera mengatakan kepada PEN@ Katolik bahwa sebelum penerimaan sakramen itu mereka kami sudah dibekali pelbagai hal tentang sakramen itu. “Dengan menerima Sakramen Krisma saya ditantang untuk dewasa dalam hal iman. Perubahan ini harus saya tunjukkan lewat perilaku iman, baik di sekolah maupun di masyarakat,” ujar peserta didik SMAK Frateran Maumere itu.
Sementara itu di tanggal yang sama Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo memberikan Sakramen Krisma kepada 334 umat Paroki Gregorius Agung Kutabumi, Tangerang, Mgr Suharyo didampingi Kepala Paroki Gregorius Agung Kutabumi Pastor Yustinus Sulistiadi Pr dan pastor rekan Pastor Ignatius PH Wicaksono Pr.
Perayaan dihadiri sekitar 3000-an umat itu dilengkapi kegiatan awal dan akhir bulan sepanjang tahun 2017 yakni Perarakan Patung Bunda Maria Fatima. Mgr Suharyo ikut dalam perarakan itu.
Kepada para penerima Sakramen Krisma, Mgr Suharyo berpesan agar pengalaman kasih yang diterima mereka tunjukkan dan menjadi inspirasi serta teladan bagi seluruh umat Katolik. “Kasih yang terbatas dilakukan selama ini tapi dengan bantuan curahan Roh Kudus bisa mengubah kasih menjadi tak terbatas serupa dengan Kristus,” kata Mgr Suharyo.
Menurut Pastor Sulistiadi, perayaan iman dan kunjungan Uskup Agung Jakarta Mgr Suharyo itu semakin membuat umat paroki yang terdiri dari berbagai suku itu semakin bersatu padu. Dan dalam semangat perayaan Sumpah Pemuda yang dirayarakan sehari sebelumnya, selesai berkat penutup, umat mengakhiri perayaan itu dengan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa.”(Yuven Fernandez/Konradus R Mangu)